"Katakan padaku, Dem! Kamu ingin kembali ke keluargamu dan menikah dengan gadis itu, kan?" cecar Julia dengan suara bergetar menahan kesedihan.
"Mana mungkin, Sayang. Aku tidak~"
"Lalu, kenapa? Kenapa kamu terus berbicara melantur, seperti mengucapkan salam perpisahan? Ayo, jawab!"
Tangis Julia pecah. Laki-laki itu tidak hanya berbicara melantur dengannya, tapi juga dengan Sultan. Wanita mana yang tidak akan berprasangka buruk? Sepertinya, bukan hanya Julia yang berpikiran seperti itu.
Demian bangun dari kursi dan menghampiri Julia. Namun, wanita itu melangkah mundur, menjauh darinya. Laki-laki itu mengulurkan tangan hendak memeluknya, tapi Julia semakin menjauh, lalu berbalik pergi.
Julia berlari menaiki anak tangga dengan wajah basah dibanjiri air mata. Ia mengunci pintu dan mengurung diri di kamar. Sultan berpamitan kepada Demian, karena tidak ingin terlibat dalam urusan pribadi Demian dan Julia.
"Bujuk dia dengan lembut. Aku harus pergi menemui Satya."