"Akh! Demian! Sakit …!"
Demian segera menaikkan penutup juniornya dan melepaskan cengkeraman tangannya di bahu Julia. Sesaat, ia lupa bahwa apa yang dipegangnya adalah Julia bukan bantal. Tangannya mencengkeram bahu Julia dengan kuat sampai wanita itu menjerit kesakitan.
"Ma-maaf, Julia," ucap Demian dengan napas yang masih tidak beraturan setelah mendaki seorang diri.
"Kamu pikir bahuku ini boneka, ya? Sakit, tau," gerutu Julia sambil memegangi bahu yang dicengkeram Demian.
Kedua pasang mata Julia menangkap sesuatu di atas t-shirt milik Demian. Seketika itu ia berpaling dengan wajah memerah. Laki-laki itu menatap Julia yang tampak malu setelah menatap kaos yang tergeletak di atas tempat tidur.
"Astaga! Maaf, Julia," ucap Demian sambil menyambar kaosnya dengan cepat. Ia menggunakan kaos itu untuk menahan muntahan di junior. "A-aku ke kamar … dulu."