Julia memapah Demian dengan hati-hati. Ponsel di dalam tasnya terus berbunyi. Namun, Julia mengabaikannya.
Demian melingkarkan satu tangannya di bahu Julia. Indera penciumannya tergelitik oleh aroma wangi rambut wanita itu. Sensasi harum itu menciptakan getaran perasaan aneh.
Matanya tak lepas dari Julia yang tampak risih karena rambut yang menusuk mata sendu berbulu lentik. Demian menyentuh rambut yang mengganggu itu, lalu membawanya ke belakang telinga. Tangannya tak sengaja menyentuh daun telinga Julia.
Deg!
Bagian telinga merupakan area sensitif wanita itu. Dadanya bergetar saat telinganya disentuh. Ia pun mendadak menjadi gugup.
"Siapa yang mengizinkan menyentuh rambutku?" tanya Julia saat mereka sudah duduk di kursi penumpang.
"Tidak ada. Aku hanya refleks karena melihat matamu tertusuk anak rambut. Seharusnya, kamu berterima kasih," jawab Demian tak mau kalah.
"Ke rumah sakit, Den!"
"Baik, Nyonya."
'Sudah kuduga, laki-laki ini hanya sopir.'