"Untuk apa datang kemari?" tanya Damian sedikit keras.
"Saya~"
Susi membuka mulut, hendak menjawab pertanyaan Damian. Namun, laki-laki itu tidak menatapnya. Sampai Damian melanjutkan ucapannya, baru ia paham.
"Aku tidak bertanya padamu, tapi dia," ujar Damian sambil menunjuk Alfred.
"Oh, maaf," kata Susi sambil tersenyum canggung.
Damian sangat marah saat melihat wanita itu berani masuk ke kantornya. Ia pikir, Alfred yang membawanya, sehingga ia memarahi wakil direktur sekaligus sahabatnya itu. Alfred laki-laki yang cerdas. Dia tahu apa yang terjadi saat ini.
"Sebaiknya Anda pergi, Nona! Saya harus membicarakan hal penting dengan pak Direktur," ucap Alfred sambil memutar tubuh Susi dan mendorongnya keluar dari ruangan Damian. Tidak lupa, Alfred juga mengunci pintu.
"Sialan! Kalau begini … bagaimana bisa menggoda Damian? Meminta pekerjaan hari ini juga pasti gagal," gerutu Susi pelan.