Satya menarik tangan Neina. Membuat gadis itu menempel padanya. Ia menjelajahi wajah Neina dengan telunjuknya.
"Kamu hanya boleh melihatku seumur hidupmu. Jangan berpikir untuk melirik laki-laki lain, apalagi menatapnya (jatuh cinta)."
"Belum jadi suami, sudah berani mengatur. Tapi … aku suka," balas Neina dengan senyuman nakal.
Suasana romantis itu buyar setelah semua orang berteriak histeris. Satya dan Neina berlari ke arah kerumunan. Seribu lebih tamu undangan yang datang, membuat mereka kesulitan untuk menerobos ke depan.
"Uhukk… uhukk…."
Terdengar suara laki-laki sedang batuk. Satya yang seorang dokter, meski sudah tidak memiliki izin praktek, merasa perlu membantu orang yang sedang sakit. Ia meminta mereka memberi jalan.
"Tolong beri jalan! Saya dokter," ucap Satya sambil mendorong mereka untuk menepi jalannya.