Julia menjemput anak-anak di sekolah. Setelah tiba di rumah, ia mencari Zenita untuk menceritakan pertemuannya dengan Sultan. Namun, respon yang ditunjukkan Zen begitu datar.
"Kamu sungguh tidak ingin mendengar apa yang dibicarakan Sultan denganku?"
"Mba Juli sudah tahu, bukan? Kami sudah putus. Apa yang terjadi dengannya, itu sudah bukan urusan saya lagi."
"Hem, begitu. Ya sudahlah. Dia juga sudah bahagia dengan gadis itu."
Zen menggertak gigi. Sudah berpura-pura tidak peduli, tapi hatinya merasa sakit mendengar kata-kata Julia. Bagaimana bisa, laki-laki itu bahagia di atas penderitaan Zenita?
'Selamat mas Sultan. Kau sudah bahagia.'
Kesedihannya tidak akan mengubah keadaan. Hanya bisa menatap ke depan, terus melangkah untuk meninggalkan masa lalu. Praktek lebih sulit dari teori. Zen sudah meyakinkan diri untuk melupakan laki-laki itu, tapi ia tidak bisa.