Damian pulang ke rumah untuk melihat anak-anak. Mereka sudah terlelap saat ia memasuki kamar. Fanie dan Stefan sudah tidur di kamar yang terpisah.
Stefan tidur sendiri, sedangkan Fanie ditemani oleh pengasuh. Biasanya, pengasuh pulang saat sore. Namun, mulai malam ini, dia tinggal di rumah itu.
"Selamat malam, Tuan. Mau bibi siapkan makan malam?"
"Tidak perlu, Bi. Saya cuma mau mandi, terus balik ke rumah sakit. Tolong, jika anak-anak bertanya, beritahukan kepada mereka tentang adik mereka. Saya tidak bisa memberitahukan mereka," ucap Damian. Ia tidak tega menghancurkan mimpi Fanie memiliki adik, tapi semua telah terjadi, dan Damian tidak bisa menolaknya.
"Baik, Tuan."
Imas kembali ke dapur. Sebenarnya, ia juga tidak tega melihat Fanie menangis. Setiap hari, Imas selalu mendengar suara tawanya saat duduk di samping Julia. Celotehan gadis kecil itu saat menempelkan telinga di perut ibunya, selalu terdengar menggemaskan.