Gubrak!
"Bos! Gawat!"
"Kenapa kamu panik begitu?"
"Ada yang menyerang bar kita. Semua pengunjung dibubarkan dan para pegawai kita ditahan di dekat meja bar."
Chen membelalak. Bagaimana mungkin Sultan berani bertindak gegabah? Sementara kekasihnya ada di tangannya.
"Apa si Sultan yang menyerang?"
"Bukan, Bos. Mereka memakai pakaian preman, tidak seperti para pengawal Sultan."
"Preman?" Chen tidak merasa sudah menyinggung orang lain selain Sultan. Penasaran, ia pun bergegas keluar dari bar.
Ada tiga puluh orang berpakaian preman dan membawa tongkat pemukul bola kasti. Tubuh mereka tinggi, besar, dan berwajah sangar. Chen hanya memiliki dua puluh pengawal dan tubuhnya jauh lebih kecil dari para preman itu.
"Maaf, tuan-tuan sekalian. Ada masalah apa ini?" Chen bertanya dengan wajah ramah. Diselingi senyuman tipis sambil melirik semua anggota preman. Jika terjadi perkelahian, Chen jelas berada di pihak yang kalah.