Gadis itu terjatuh tepat di depan pintu gerbang yang terbuat dari bambu. Begitu tiba di rumah, ia merasa lemas. Tak ayal, Ambar memekik kaget dan berlari menghampiri putrinya.
"Aura! Ya, ampun …. Kenapa kamu berlari seperti itu? Lihat! Kamu terjatuh dan lututmu berdarah. Ada apa, Sayang?" Ambar begitu cemas, ia bertanya sambil membantu gadis itu berdiri.
"Aura dikejar anjing liar, Ma."
Aura menjawab dengan napas terengah-engah. Ia masuk ke rumah dengan dibantu Ambar yang memapah. Wanita paruh baya itu mengernyitkan dahi.
Sudah lama, di kampung itu tidak ada anjing liar yang berkeliaran. Warga sekitar merasa resah saat ada binatang liar dari hutan yang masuk ke perkampungan. Mereka sudah menangkap anjing-anjing itu dan menjualnya ke kota.
Hasil penjualan binatang liar itu diberikan kepada pihak desa setempat untuk uang kas desa. Jadi, ia merasa aneh mendengar Aura dikejar Anjing liar. Kalaupun ada anjing, itu pasti hanya anjing milik warga desa yang biasanya sudah jinak.