"Maaf. Gara-gara saya, Neng, jadi ikut dikejar anjing."
"Tidak apa-apa. Saya harusnya berterima kasih, karena kamu sudah mengusir anjingnya," jawab Aura.
"Saya antarkan pulang kalau begitu," ucap laki-laki asing itu.
"Tidak perlu. Saya tidak mau membuat orang salah paham. Saya permisi," pamitnya. Aura berjalan cepat. Ia merasa tatapan laki-laki itu sangat janggal. Nada bicaranya memang sopan, tapi tatapan matanya membuat Aura tidak nyaman.
Bahunya merinding ngeri saat tidak sengaja beradu pandang dengan laki-laki itu. Siapa dan dari mana asal laki-laki itu, Aura sama sekali tidak peduli. Ia hanya ingin segera menjauh dan pulang ke rumah.
***
Beni menonton televisi sambil bermain game. Caroline hanya bisa geleng-geleng kepala. Suara televisi dikecilkan dan gadis itu duduk di samping kakaknya.
"TV menyala, tapi mata melihat ke hape. Memangnya tidak pusing?" tanya Caroline sambil menyesap susu hangat.
"Lebih pusing mendengar kamu ngomel," celetuknya.