"Mau sampai kapan marahnya?"
Damian bergeming. Ia sibuk mengikat dasi. Sejak bertemu Adi dua hari yang lalu, ia mendiamkan Julia.
"Biar aku yang mengikatnya," ucap Julia sambil menyentuh dasi Damian.
"Tidak perlu!" Damian menolak sambil mengibas tangan.
"Mas …. Aku tidak dekat dengannya. Yang membuat aku bertanya khawatir, karena aku takut dia marah padamu. Aku tidak mengkhawatirkan dia, tapi kamu. Harus berapa kali aku ngomong sama kamu," ucap Julia. Selama dua hari, wanita itu terus membujuk dan merayu suaminya demi mendapatkan maaf.
"Aku cemburu karena dia adalah laki-laki yang membuatmu bermimpi buruk selama tiga hari. Dia 'kan, yang kamu maksud? Dia mirip Andi, mantan kamu?"
"Memang dia, tapi~"
"Tidak ada tapi. Sudah jelas, kamu memikirkan laki-laki itu. Jika tidak, bagaimana mungkin kamu harus memimpikan orang yang sudah lama meninggal? Kamu tahu kalau aku sangat cemburu jika kamu memikirkan laki-laki lain," ungkap Damian.
