Julia mengantar kedua anaknya sampai di depan kelas. Ia bertemu kembali dengan guru yang mengajar seni menggambar di kelas Stefan dan Stefanie. Kali ini, ia tidak berani untuk menghindar karena takut menyakiti perasaan orang itu.
"Selamat pagi, Nyonya," sapa laki-laki itu dengan sopan.
"Selamat pagi, Pak Guru."
"Panggil saja Adi, Nyonya. Saya bukan guru di sini."
'Adi? Kenapa namanya mirip Andi? Bukan cuma wajah yang mirip, tapi nama juga mirip.'
"Oh. Maaf, saya tidak tahu."
"Tidak apa-apa. Saya senang, karena Nyonya tidak lagi ketakutan saat melihat saya," ucapnya sambil tersenyum tipis.
Lagi. Ada satu hal lagi yang semakin mengingatkan Julia kepada Andi. Senyuman milik Adi sama persis dengan senyum Andi.
Julia mulai merasa tidak nyaman berlama-lama di depan laki-laki itu. "Baiklah. Kalau begitu, saya permisi," pamit Julia.