Seminggu kemudian, tepat tujuh hari setelah kepergian Oman, pengacara datang ke rumah untuk membacakan surat wasiat dari mendiang Oman. Didampingi asisten setia sang ayah, Kimo, mereka duduk di ruang keluarga. Kedua putra mendiang tidak terlalu antusias dengan masalah warisan, tapi mereka hanya ingin tahu pesan terakhir dari ayahnya.
"Terima kasih sebelumnya atas kedatangan Pak Pengacara hari ini. Kami harap, Anda bisa berbicara dengan leluasa dan transparan. Jangan takut. Kami tidak berniat berebut harta warisan, jadi Anda bisa membacakan surat itu apa adanya tanpa ada yang ditutup-tutupi." Damian berbicara mewakili dirinya dan Aldo.
"Terima kasih, Tuan muda. Saya akan membacakan surat wasiat beliau terlebih dulu. Setelah itu, baru saya bacakan surat pembagian warisan."
"Silakan, Pak," ucap Aldo dengan tak sabar. Ia ingin tahu, apa saja yang ditulis dalam surat wasiat ayahnya.