Setelah pulang yasinan di rumah atasannya, Vano langsung duduk di sofa sambil menutup kedua matanya. Nadin berjalan kearah Vano dan meletakkan segelas minuman di atas meja. Gadis itu menatap perbedaan raut wajah Vano saat berada di pemakaman tadi dan sekarang malah raut wajahnya semakin terlihat sendu. Vano terlihat tengah sedih dan kedua matanya terlihat basah.
"Tuan kenapa? Ada yang mengganjal di hati, Tuan?" tanya Nadin.
"Gak," balas Vano singkat.
"Tapi kenapa Tuan terlihat sangat sedih? Apa Tuan masih sedih saat ayah dari Pak Jun meninggal?" tanya Nadin lagi.
Vano membuka kedua matanya dan menggangguk. "Itu juga termasuk," balas Vano.
"Mau cerita sama saya?" tanya Nadin lagi.
Vano menyuruh Nadin untuk duduk dan gadis itu pun mengikuti perintah majikannya. Ia duduk di depan Vano dan menatap kearah majikannya. "Ceritakan Tuan," lanjut Nadin.