Netra itu seakan sedang berusaha untuk berbicara dengan lawan mainnya. William Brandy. Pria itu sudah berdiri di depan ambang pintu kamar sang kekasih, selepas Luna menjawab dengan nada panjang yang memberi perintah untuknya menunggu sejenak William tak memindahkannya. Rasanya sedikit tak sabaran kala semalam ia tak berjumpa dengan sang kekasih. Sibuk melandanya. Menjadi karyawan belum resmi membuat William harus berkerja ekstra untuk mendapatkan perhatian dari bosnya. Ia berharap Luna bisa memahami itu semua.
"Kenapa terengah-engah begitu?" tanya William sembari menyapu setiap inci bagian tubuh sang kekasih. Luna sedikit lain. Tak biasanya gadis itu tidur dengan pakaian aneh seperti ini. Luna selalu cantik dan rapi dengan gaun tidurnya. Tipis, lembut, dan dingin kalau disentuh menggunakan telapak tangan dan jari jemari, bukan tank top tipis dengan rok pendek selutut seperti ini. Luna terlihat sedikit kacau.