"Kakak-kakak... makanan sudah siap." Terdengar suara Giska berteriak dari kejauhan.
Snapp dan Nero masih saling menatap, "mari kita masuk ke dalam, berpura-pura bahwa kita adalah sodara yang akur." Snapp beranjak lebih dari tempat duduknya.
Tanpa banyak bicara Nero mengekor di belakang. Dia menimang-nimang, sepertinya Masalah Snapp dengan keluarga ini bukanlah perkara biasa.
Begitu memasuki ruang makan, tiba-tiba suasana menjadi hening, Snapp hanya diam dan menarik kursi untuk duduk, dia tidak menyapa ayahnya, begitu juga ibu tirinya. Nero juga tampak melakukan hal yang sama.
"Ibu.., aku juga menyuruh pelayan untuk memasak makanan kesukaanmu." Hanya terdengar suara gadis itu memecah keheningan.
Ibu nya pun diam saja dan tak banyak bicara, tangan wanita itu terlihat sibuk menyendok makanan untuk suaminya.