"Silia, ayah tidak keberatan kau punya pacar, ayah hanya berharap kau bisa jaga diri, itu saja."
Suara pria paruh baya di ujung telepon terdengar mengiba. Silia tahu, ayah nya tidak khawatir tentang dirinya, tapi dia hanya ingin menjaga perasan putri tirinya--Elena.
Lagipula, Silia cukup tahu diri, dia tidak pernah bermimpi untuk menjadi Cinderela, pria kaya itu mengerikan, Silia hanya ingin fokus pada karir nya. "Ayah tidak perlu khawatir, aku bisa jaga diriku sendiri dengan baik, bukan kah selama lima tahun ini aku baik-baik saja?"
"Maafkan ayah yang tidak bisa menjagamu dengan baik, tapi suatu hari ayah berharap suatu saat kita bisa berkumpul layak nya keluarga."
"Iya." Silia tak ingin lagi banyak bicara, semua terasa menyesakkan dada nya, sejak kematian ibunya 5 tahun yang lalu, dia merasa telah kehilangan semuanya.
***
"Silia...."
Silia memutar kepalanya untuk mencari sumber suara, siapa gerangan orang yang tengah memanggil namanya.