Keesokan harinya, saat Silia baru saja hendak mengunci pintu rumahnya karena dia akan pergi bekerja seperti biasanya, tiba-tiba dia di kejutkan oleh kedatangan dua orang yang sangat familiar di matanya.
"Tara..."
Silia menoleh ke sumber suara, dan dia sudah mendapati Merry yang merentangkan kedua tangan padanya, di sisinya berdiri seorang pria yang cukup di kenalnya.
"Silia..." Pria itu menatapnya dengan sorot mata penuh kerinduan.
"Merry... Kak Jo...." Silia masih mematung di tempat sebelum akhirnya tersadar.
Merry segera berlari ke arahnya dan menghambur memeluknya, sedangkan Silia masih menatap ke arah Jonathan dengan tatapan bingung, tidak seharusnya Merry membawa pria itu kemari.
"Hei... Silia, apa kau sedang hamil? Sejak kapan? Kenapa kau tidak memberitahukannya padaku? Padahal terakhir kali kita bertemu, perut mu masih terlihat rata, astaga, siapa yang menghamili mu, biar ku suruh orang itu bertanggung jawab." Merry tampak kaget dan setelahnya terlihat emosional.