Chereads / Oh, My Bos / Chapter 10 - Pulang bersama

Chapter 10 - Pulang bersama

Ini hari pertama Silia menjadi asistent pribadi Snapp Edward, cowok paling menyebalkan yang pernah ia kenal, ia tidak ingin di hari pertama nya ini, ia terlambat dan di marahi pria brengsek itu.

Sekarang ia terlihat hendak ingin menyebrang jalan setelah turun dari kendaraan umum, kantor Snapp group terdapat di seberang sana, saat sedang menunggu lampu merah, tatapan Silia jatuh pada sosok anak kecil yang sedang menangis di sisi jalan, ia baru saja ingin menghampirinya namun sudah ada mobil yang lebih dulu berhenti di sisi nya. Silia hampir tak mempercayai penglihatannya sendiri, melihat siapa yang baru saja keluar dari dalam mobil tersebut.

"Hai... anak manis, kau kenapa menangis?" Pria itu, Snapp berkata dengan lembut pada gadis kecil itu.

"Huhu... aku kehilangan ibu ku," jawab nya sambil tersedu.

"Oh, jadi kau terpisah dari ibu mu? Kau jangan takut, kau hanya perlu menunggu nya di tempat semula, jika kau takut, paman akan menemanimu."

Benar saja, tak lama datang seorang wanita muda berlari ke arah gadis kecil itu dan langsung menghambur memeluk nya, "ah... sayang,kau tidak apa-apa, maaf kan ibu telah lalai." Pertemuan itu berlangsung mengharukan.

Silia masih memperhatikan dari kejauhan, dan untuk pertama kali nya, Silia merasa, "ternyata orang ini tak seburuk yang aku bayang kan." Tanpa sadar Silia mengulum senyum, dan tanpa sadar ia baru saja memuji musuh bebuyutan nya tersebut.

***

"Mohon perhatian semuanya! Letakkan dulu pekerjaan kalian di atas meja." Titah ibu Sena pada karyawan yang ada di devisi keuangan, dan semua tampak mengikuti perintah nya, suasana yang tadinya sedikit berisik kini menjadi hening, hanya terdengar bisik-bidik dari beberapa orang saja, sedang kan Silia masih setia berdiri di sisi Ibu Sena, "mulai hari ini, Silia akan meninggalkan Devisi keuangan," lanjut nya yang membuat ruangan kembali mendadak riuh.

"Hah... apa dia di pecat?"

"Sudah ku duga pasti dia di pecat."

"Siapa suruh sok ke-PD an, memberikan surat cinta pada tuan muda Snapp, rasakan, akhir nya di pecat kan."

Kasak-kusuk mulai terdengar, sepertinya mereka terlihat senang.

"Silia memang baru saja lulus kuliah, dan baru bekerja selama dua bulan di perusahaan ini," Bu Sena kembali berbicara, "namun hasil kerja nya sangat bagus, dan dia mendapat perhatian khusus dari tuan muda Snapp, mulai hari ini, dia akan menjadi asisten pribadi tuan muda Snapp."

"Apa?!" Semua orang jadi tercengang mendengarnya, "tidak mungkin, bagaimana bisa?"

Asal mereka tahu saja, ingin protes pun percuma, orang yang suka iri dengki, akan jauh dari keberuntungan.

"Untuk itu, mari ucapkan selamat untuk promosi yang di berikan oleh Silia!" Ibu Sena menambahkan dan membuat para karyawan lain bertambah keki.

"Kenapa bisa dia?!"

"Apa bagus nya dia?!"

***

"Kirim dokumen ini ke korea via EMS," titah Snapp pada Silia.

"Baik, tuan muda Snapp."

Di ruangan yang hanya ada mereka berdua saja, Silia jadi merasa sedikit canggung, ia lebih banyak diam dan lebih sering menyibukkan diri dengan pekerjaannya, sedangkan Snapp sesekali mencuri-curi pandang ke arah nya.

"Kau lembur lagi?" Snapp mencoba berbasa-basi untuk memecah keheningan.

"Ah... tidak, ini aku baru mau siap-suap untuk pulang," Sila berusaha untuk bersikap senormal mungkin, meskipun kini dada nya sedang berdebar tak karuan.

"Pulang?"

"Iya...."

"Sendiri?"

"I-ya...." Silia merasa ragu, sebenar nya ke arah mana pembicaraan pria itu?

"Aku juga sendiri."

Mendengar itu, Silia hampir saja tersedak oleh air liur nya sendiri, jadi apa maksud nya ini?

"Ayo kita makan bersama."

Belum sempat Silia menjawab, Snapp sudah lebih dulu mengambil dokument dari tangan Silia, "kerjakan ini besok pagi saja, sekarang cepat kemasi barang mu dan kita pergi makan malam bersama."

Apa?

Silia teringat dengan kata-kata Alya beberapa waktu lalu, yang mengatakan bahwa, apa yang di katakan Snapp adalah titah, jika tidak menurutinya bearti mati. Silia menelan ludah kasar, tak banyak yang bisa ia lakukan, ia segera menyambar tas nya di atas meja dan berjalan mengekor ke luar ruangan mengikuti Snapp.

"Mau makan apa?" TawarSnapp saat mereka sudah duduk di salah satu meja restorant.

Silia masih seperti orang linglung, tanpa melihat menu makanan yang di sodor kan pelayan ia menjawab, "kalau telur bulat balado ada tidak?"

Pelayan yang berdiri di sisi meja sontak merasa kaget sekaligus ingin tertawa, Sedangkan Snapp buru-buru memijat pangkal hidung nya, kepalanya mendadak pusing, "Pelayan, siapkan saja dua porsi serloin steak, ukuran medium saja."

"Baik...." Setelah mencatat pesanan di buku kecil nya, pelayan pun berlalu.

"Hah... astaga, kau pikir ini warung makan Padang?" Snapp menggelengkan kepala merasa heran.

Silia memukul pelan kepala nya sendiri, seolah menyadari kebodohannya.

Kini Silia makan makanan yang terhidang dalam diam, melihat makanan yang begitu mewah, ia merasa khawatir, ia tak memiliki cukup uang di dompetnya, lalu bagaimana bisa ia membayarnya, sedang kan ia merasa tak ingin di traktir oleh pria di hadapannya itu.

"Hari ini biar aku yang traktir, lain kali gantian kau yang traktir," ucap Snapp tiba-tiba yang seolah mengetahui kerisauan yang tengah di rasakan oleh Silia.

"Ah... baik," di dalam hati, Silia merasa lega.

Snapp hanya tersenyum tipis dan lanjut makan dengan tenang, dia tahu bagaimana membuat gadis itu tenang dan merasa tidak tersinggung.

"Naik lah?" Titah Snap, sekarang ia sudah duduk di belakang kemudi.

Silia yang masih berdiri di luar merasa bingung dan tidak enak, bagaimanapun ia masih merasa tidak aman jika harus di antar pulang oleh pria playboy itu, "aku bisa pulang sendiri."

"Ini sudah malam, berbahaya jika kau pulang dengan kendaraan umum."

Entah kenapa setiap kata yang keluar dari seorang Snapp terdengar seperti titah yang tak bisa di bantah, "tunggu apa lagi? Cepat naik, kau pikir aku sopir mu apa?"

Silia tak punya pilihan selain menurut, meskipun dengan berat hati dan perasaan kesal, "Iya, baik...."

"Pasang sealtbealt mu!"

Karena masih merasa tidak tahu situasi apa yang di alami nya saat ini, Silia mendadak seperti orang linglung.

"Astaga, daritadi kenapa kau malah bengong saja, apa kau tidak tahu cara memasang sealtbealt, hah?" Tangan Snapp sudah bergerak memasangkan sealtbealt untuk Silia. Sampai-sampai Silia harus menahan napas saat jarak wajah mereka begitu dekat.

Apa pria ini sengaja mengambil kesempatan untuk berbuat mesum? Bagaimana ini? Saking gugup nya Silia malah memejamkan matanya rapat-rapat.

Sudut bibir Snapp jadi terangkat melihat tingkah Silia yang lucu, sebenar nya ada keinginan untuk mencium gadis itu, tapi dia memilih untuk menahannya.

"Sudah...." Snapp berkata dengan nada ketus, kini ia mulai menyalakan mesin mobil nya.

Silia membuka mata dengan perasan lega, "kau pikir aku mau apa tadi? Asal kau tahu ya? Kau itu bukan type seleraku," ujar Snapp sembari melajukan mobil nya.

Silia merasa bingung, sebenar nya apa yang di katakan pria itu, malah bagus kan kalau dirinya bukan seleranya? Dia jadi terhindar dari terkaman buaya? Tapi apakah omongan pria ini bisa di percaya?

Bersambung.