Chereads / Married Dragon / Chapter 10 - NIKMATNYA BERCINTA DENGAN ZAVIER

Chapter 10 - NIKMATNYA BERCINTA DENGAN ZAVIER

Tanganku dengan lembut masih bertumpu pada perut Zavier, aku perlahan mengelus dan turun pada yang lain di antara paha dan Zavier mulai menyentuh diriku. Itulah satu-satunya cara yang bisa aku tahu untuk mempercepat permainan ini. Aku membelah lipatan kaki dan meletakkan jari di sisi klitorisku, dan aku sedikit terkejut merasakan betapa intens rasanya. Itu karena aku telah mengangkangi Zavier, dengan tubuh panjangnya mendorong ke dalam diriku.

Aku mengerang, membuat nafas Zavier mendesis dari sela-sela giginya. Matanya tampak semakin bewarna keemasan dari sebelumnya yang pernah ku lihat dan ketika aku membelai klitoris ku lagi. Tadinya aku mencoba untuk mendorong diriku, tapi dia memutar pinggulnya sedikit demi sedikit. Cukup sekali membuat rasa yang berbeda dan mengalir melalui diriku, tapi kali ini, rasanya sangat menyenangkan. Aku mengerang, Zavier menggodaku perlahan sebelum aku bergerak untuk menyentuh batangnya. Aku merasa kurang percaya diri dari dia. Tapi saat ini aku mengambil lebih banyak permainan dari pada Zavier.

Aku tidak dapat memutuskan apakah aku terlihat sangat seksi atau benar-benar tidak seksi dan aku

tidak boleh sampai terangsang. Bagaimanapun, bagaimanapun aku... Aku menggoyangkan pinggulku ke arah pinggulnya. Dia bermain dengan klitorisku, dan dia menggeramkan kembali namaku. Suaranya entah bagaimana, enak dan sekaligus sedikit menakutkan. "Aku sedang melakukan yang terbaik, dan aku akan membantumu." Kataku padanya dengan terengah-engah. "Ini ku lakukan untuk membebaskanmu. Tidak akan ada lagi menyergapan."

Sebuah pikiran mengerikan muncul di benakku. Bagaimana jika Zavier tidak menginginkan hal ini? Bagaimana jika ini semua cuma amarahnya? Bagaimana jika aku memperkosanya? Ya Tuhan. Pikiran itu membuatku sangat takut sekali, dan aku langsung menatapnya dengan tatapan cemas. "Zavier? Apakah yang kita lakukan ini baik?"

Dia tidak menjawab sepatah katapun. Tentu saja dia tidak menjawabnya. Aku meletakkan tangan di perutnya dan mulai untuk melepaskannya, tetapi seketika gerakannya menjadi terlihat panik lalu geraman di bibirnya meningkat. "Eiii.....Ko..." Dia terengah-engah seperti oarang yang sedang demam. Warna Hitam terlihat merayap di bola matanya. "Eiii....Koooo!"

Aku pikir dia ingin tinggal. Aku sangat santai melawan dan memberinya pandangan seakan ingin bertanya, lalu mengangguk padanya untuk melihat apakah dia mengangguk kembali. Tapi ternyata tidak, matanya berputar kembali bewarna ke emasan yang lebih tenang. Aku akan membawanya. Aku merasa lega, aku bergoyang dengannya, dan sedikit erangan keluar dari diriku karena perasaan tegang dan tidak nyaman mulai memudar. Sebagai gantinya adalah sesuatu yang tak bisa terlukiskan. Sepertinya aku telah tertusuk, tapi aku sangat terangsang olehnya. Dan itu membuat segalanya menjadi lebih sensitif. Ketika aku menyelipkan satu tangan ke payudara dan meremas salah satu puting, aku merasakan semuanya menggelitik jauh di dalam diri ku. Pinggulnya bergeser lagi, dan itu membuat segalanya terasa hidup. Aku sekarang menjadi basah, dan setiap kali aku menyentuh klitorisku, rasanya seperti terbakar api cinta. Belum pernah aku merasakan sekuat ini sebelumnya. Seks dengan Zavier. Jika itu sebutan untuk perkawinan aneh ini, itu akan memperkuat segalanya.

Aku mengerang lagi saat aku mengejan dan menyadari bahwa aku telah menangkap Zavier sepenuhnya. Sepertinya ini tidak mungkin, tapi sekarang setelah aku duduk di atas pinggul nya yag dirapatkan, rasanya… enak sekali. Baiklah ini terasa sangat Sempurna. Aku menahan tanganku pada tubuhnya dan mengangkat sedikit pinggulku, mencoba memikirkan ritme untuk melepaskannya. Aku tidak tahu apakah kita berdua harus melakulan hubungan ini, tetapi aku pikir akan mengatasinya dan jika harus aku mencari tahu sendiri setelah kejadian ini.

Zavier lebih ahli dalam hal ini dari padaku. Ketika aku menggerakkan pinggul, dia melengkungkan pinggulnya ke arah pinggulku sehingga menambah gesekan di antara kami. Dalam waktu yang singkat, aku menjadi terengah-engah. Rasa sakit yang aneh muncul jauh di dalam perutku. Ini bukan orgasme, orgasme ku biasanya menabrak seperti tabrakan mobil. Yang ini pengejaran yang lambat dan lesu dan aku tidak bisa membawanya ke permukaan. Karena begitu frustrasi, aku bergerak lebih cepat, bergoyang lebih dalam ke arahnya. Pahaku menampar pahanya setiap kali aku turun, dan saat kami bersatu, tubuh kami mengeluarkan suara yang begitu memalukan jika didengar dan kami sama-sama basah. Mungkin akan aku lakukan nanti. Untuk saat ini, aku hanya fokus pada lebih banyak hal.

Lebih dari segalanya.

"Eiii....Kooo..." Geram Zavier. Tubuhnya masih berada di bawah tubuhku. Dia memperlihatkan giginya padaku dan aku menunggu.

Aku berhenti dalam perjalanan yang kuberikan padanya. Dia terlihat terengah-engah. "Apa? Apa itu?"

Dia mengklik giginya lagi dan kemudian mengangkat dagunya dengan cara menunjukkan lehernya. Aku tidak mengerti apa yang sedang dia minta dariku. Ketika dia melakukannya lagi dan kemudian melihat ku, aku bertanya-tanya apakah dia ingin aku meniru apa yang dia lakukan. Aku langsung menunjukkan gigiku padanya, tapi itu hanya membuatnya mendengus frustasi. Mungkin dia ingin aku bergerak dengan cara tertentu? Tetapi ketika aku mencoba untuk memutar pinggulku sedikit lagi, dia langsung menutup matanya. Aku melihat keringat Zavier bercucuran di dahinya. Dia berkonsentrasi keras, dan aku tidak yakin bisa membantu.

"Seandainya aku tahu apa yang kamu inginkan saat ini." Gumamku. Tentu saja, jika aku melakukannya, ini sama sekali tidak perlu. Tetap saja, aku benar-benar canggung mengangkangi seorang pria dan bertanya-tanya apakah kita melakukan semuanya dengan salah.

Setelah beberapa saat Zavier terengah-engah, dia kembali membuka matanya. Mata emas murni yang sangat bagus dan mengatupkan giginya ke arahku lalu mendorong dagunya ke belakang untuk menunjukkan lehernya.

Secercah kesadaran menghantamku, dan aku memiringkan kepalaku ke belakang untuk memperlihatkan leherku.

"Eiiii.... Koo..." Dia bernapas, dan jelas dia sangat marah. Dia mengatupkan giginya lagi dan kepalanya bergerak ke depan.

Apakah dia… apakah dia ingin menggigitku?

Aku langsung meletakkan tangan di leherku, dan sorot matanya berubah menjadi sangat tenang. Itulah yang dia inginkan. Dia ingin menggigit leherku. Ya Tuhan. Aku melihat gigi seri putihnya yang sangat panjang. Sasy tidak pernah menyebutkan hal seperti ini. Aku tidak tahu harus bagaimana. "Kamu ingin membunuhku?"

Tapi dia hanya mendecakkan giginya lagi ke arahku, lalu menggelengkan kepala dan memperlihatkan lehernya. Gerakannya menjadi lebih panik, kulitnya tampak berkeringat. Ketika aku mencoba untuk bergerak di atasnya dan memulai ritme lagi, dia mengerang dan menutup matanya lalu mengalihkan wajahnya. Dia tidak ingin aku melanjutkan. Aku rasa bukan seperti ini yang dia mau.

"Aku tidak mengerti apa yang kamu inginkan." Kataku padanya merasa sedikit panik. "Apa yang aku lakukan ini salah?" Aku tahu bagaimana berhubungan seks. Aku pernah melihat film, membaca buku dan sial, aku pernah melihat orang-orang di Green bercinta di gang ketika mereka mengira tidak ada yang melihat. Ini tidak seperti seks misteri.

Tapi aku tidak pernah berhubungan seks dengan naga, dan saya aku tidak tahu apa yang dia butuhkan saat ini. Aku berharap bisa berpikir untuk bertanya lebih banyak kepada Sasy.

Zavier mengatupkan giginya ke arahku lagi, sorot matanya terlihat putus asa. Sepertinya gigitan ini adalah masalah hidup atau mati, dan aku sangat khawatir. Aku akan merusak sesuatu jika aku tidak membiarkan dia melakukannya. Tapi aku takut memikirkan hal ini. Bagaimana jika dia merobek tenggorokanku?

ini mungkin satu-satunya waktu ku untuk menghubungkan pikiran kita berdua. Bagaimana jika aku tidak bisa melihatnya lagi dan ini adalah satu-satunya kesempatan untuk kita harus sendirian. Bagaimana jika aku telah mengacaukan dan tidak pernah mendapatkan kesempatan lain?

Jika dia membunuhku… yah, dia mungkin akan membiarkan Azar dari masalah. Aku tidak tahu bahwa aku akan berhasil keluar dari semua ini hidup-hidup.

Aku menarik nafas dan kemudian mencondongkan tubuh ke depan, menuju gigi yang patah itu .