Aku sangat tidak yakin, apakah sekarang aku sedang bermimpi atau sadar. Kegilaan ini tampaknya akan menjadi mimpi buruk yang tak akan ada habisnya.
Tidak ada ketenangan dari dirinya, tidak ada kegembiraan, dan tidak ada pemikiran selain kebencian. Kadang-kadang aku melihat pancaran wajah yang sangat cantik, dengan kulit coklat muda dan rambut yang hitam serta tebal menutupi pundaknya. Ei-Ko..... Wajah tersebut mempunyai sebuah nama, tetapi dia menghilang saat berada dalam tubuhku dan itu suatu kegilaan yang terlalu cepat.
Sampai sekarang.
Sekarang, Ei-Ko datang lagi. Dia muncul dari kegelapan dan tak lama, aku tahu siapa yang datang. Aku adalah Zavier, salah satu pejuang drakoni yang sangat bangga. Tangan Ei-Ko langsung meluncur di atas tubuhku, dan kata-katanya sangat lembut terdengar. Aku tidak mengerti padanya, tapi dengan hanya mendengar suara Ei-Ko saja, dia sudah mendinginkan api yang ada dalam pikiranku. Aku terus menyebut namanya berulang kali, terkadang menggunakan suara yang keras dan terkadang tidak. Dia selalu tersenyum dan menunjukkan gigi kecilku yang tumpul, tapi itu tidak mendinginkan semangatku terhadapnya.
Yang ini pasti akan menjadi temanku.
Aku mencoba meraih Ei-ko, tapi tanganku terikat. Aku tidak akan bisa menggerakkan tanganku, atau pun kakiku. Suatu benda yang sangat berat menarik leherku dan menutupi tulang rusuk beserta bahuku. Tempat ini semacam sangkar, dan aku bisa merasakan tusukan belati tajam di permukaan kulitku. Jangan pernah berubah menjadi bentuk naga, pikiranku memperingatkan dan aku terus memikirkan keadaan sayapku. Meskipun sedikit rapuh, dan mereka telah merobek-robeknya. Aku tidak akan pernah berubah dan aku tahu kalau aku harus kuat.
Kuat untuk pasangan hidupku. Ei-Ko milikku.
Ei-Ko kembali berbicara lagi, dan sesaat dia menyelipkan pinggulnya ke pinggulku. Aku seketika merasakan panas lembut dari vagina bergesekan dengan penisku, dan adakalanya suara keras dalam diriku. Ei-Ko saat ini menyentuhku, dia berbicara sangat banyak, dan kemudian perlahan-lahan menurunkan dirinya ke tubuhku.
Tapi ini… ini di luar perkiraanku.
Vaginanya sangat ketat, jepitannya hampir saja tidak bisa ku tahan. Sensasi goyangannya sangat indah, dan aku merasa kecapean. Aku sangat ingin aroma tubuhnya memenuhi udara. Dia seperti pingsan saat-saat awal, tetapi dia terus berbicara lebih banyak. Aku melihat dia menyentuh dirinya sendiri dan kemudian terlihat mekar. Aku bisa merasakan dan mencium hawa panasnya, kebutuhannya dan dia mengerang kesenangan saat aku tenggelam lebih dalam ke dalam tubuhnya. Dia menungguku untuk melakukan hal yang lebih, tapi bukan sebaliknya. Aku sangat kaget sekaligus terpesona kepada Ei-Ko. Seorang pejuang drakoni menunggangi seorang wanita dan bercinta. Aku belum pernah mendengar kalau ada seorang perempuan yang menyetubuhi pria, tapi kali ini, dia menyetubuhiku.
Dia bisa mendapatkan apapun yang dia suka dariku, selama dia selalu tetap bersamaku.
Wajah cantik Ei-Ko sangat menarik untuk dipandang saat dia mengerang dan bergerak ke atas dan ke bawah pada tubuhku untuk mengatur ritme. Aku selalu mengawasinya dengan rasa yang lapar, bertekad untuk mempelajari apa yang ku rasakan sangat menyenangkan baginya. Ei-Ko adalah temanku. Aku ingin tahu segalanya tentang dia. Tidak akan ada masalah bagiku karena dia jelas bukan drakoni. Dia adalah salah satu dari yang lainnya yaitu manusia berbau busuk, yang meringkuk di sarang kotoran dan rasa tersebut seburuk baunya.
Bukan Ei-Ko ku. Dia bukanlah untuk dimakan. Dia untukku buat dihargai dan dilindungi.
Vaginanya terasa mengencang di sekitar tubuhku, dan aku langsunh mendesis, mendorong untuk mengikuti gerakannya. Rasanya terlalu enak, dan aku tahu tubuhku kelaparan akan dirinya tapi ini tidak akan bertahan lama. Bukan untuk kawin hal yang pertama. Aku butuh dia untuk bersandar sehingga aku bisa meraih bibirnya dan memberi ciuman api yang akan mengikat kita berdua. Aku perlu berbagi semangat dengannya. Tapi saat ini dia terus saja menunggangiku. Membawa kami berdua untuk lebih dekat, aku mulai merasa khawatir.
Mengapa dia tidak memberikan aku bibirnya?
Aku melepaskan lahar mendidih melalui tubuhku. Ini penuh dengan kebutuhannya yang berputar-putar, tetapi aku terus melawannya balik. Tetap dibutuhkan setiap kekuatanku untuk tidak tumpah ke dalam diri Ei-Ko. Bukan untuk menyetubuhi dia sebagai milikku. Aku tidak akan pernah bisa. Jika dia bukan temanku, jika dia tidak bisa menerima api, pembebasanku akan menghanguskannya dari dalam. Aku mematahkan gigiku, menunjukkan bahwa dia harus memberiku bibirnya, tapi dia tetap tidak mengerti.
Aku merobek ikatan, lalu meregang. Aku merasa frustrasi mengancam untuk membanjiri bahkan ketika vaginanya mencengkeram ku erat-erat. Aku menuntut agar menyetubuhinya dan dia akan menjadi milikku. Aroma tubuhnya ada di sekitarku, begitu kental dan enak sehingga mulutku langsung berair. Aku ingin merasakan panasnya. Aku ingin merasakan semuanya, tetapi aku harus mempercayainya.
Aku harus.
Aku tidak bisa menumpahkannya sampai aku yang melakukannya sendiri.
Aku menggertakkan gigiku padanya dan aku mulai merasa panik. Aku hampir melepaskannya, tetapi aku harus melawannya, seperti aku melawan dorongan pembunuh yang mengancamku untuk membanjiri semua pikiranku. Aku sudah mulai putus asa, bertanya-tanya apakah Ei-Ko berada di sini untuk menyiksa ku, bukan bersetubuh dengan ku. Inikah yang sedang direncanakan oleh manusia? Untuk menunjukkan kepada ku seorang pasangan dan tidak membiarkanku untuk menyentuhnya?
Tapi sesaat kemudian, dia terlihat menyentuh tenggorokannya, sebuah pertanyaan terlihat dari matanya, dan aku ingin sekali menggeram dengan perasaan gembira. Iya! Itu adalah bibirnya!
Dia tampak takut dengan pikiranku, dan itu memenuhiku dengan kebutuhan yang sangat kuat untuk melindungi dan untuk meyakinkanku. Aku tidak akan pernah sedikit pun menyakitinya. Aku hanya akan memberinya api cinta, tetapi dia bukanlah drakoni. Mungkin yang seperti ini adalah kawin dengan cara yang berbeda. Aku menggesekkan gigiku padanya sekali lagi dan menunjukkan bibirku untuk mendorongnya.
Ei-Ko terlihat ragu-ragu, lalu dia membungkuk dan memberikan bibirnya kepadaku
Jelas saja itu adalah milikku.
Dengan kecepatan yang sangat luar biasa, taringku langsung memanjang. Aku menenggelamkannya ke dalam tenggorokan Ei-Ko yang lembut, berhati-hati agar tidak menyakitinya lebih dari yang seharusnya. Aku bisa merasakan tubuhnya menegang di atas tubuhku. Aku merasakan tubuhnya menegang saat aku melepaskan api ke dalam tubuhnya. Aku menuangkan semua apa yang ku miliki ke dalam tenggorokan pasanganku. Ini terlihat penuh kebahagiaan dan kebanggaan karena aku telah mendapatkannya. Ei-Ko akan menjadi milikku sebentar lagi. Pikiran kita akan terhubung dan bahkan di tempat yang mengerikan ini, dimana aku sudah terjebak dan dia akan memberiku kebahagiaan.
Dia terlihat gemetar saat berada si atas tubuhku. Gemetarvdan aku ingin meyakinkannya sekali lagi. Aku menyatukan pikiranku padanya, tetapi tidak ada jawaban sama sekali. Mungkin belum. Sepertinya aku harus lebih bersabar. Sampai saat tiba, aku diam-diam memerintahkannya untuk tetap diam agar aku tidak merobek kulit lembutnya. Taringku tetap terkunci di dalam mulutnya dan menunggu saat-saat tanpa akhir sampai akhirnya surut. Aku menjilat luka yang telah kubuat di tenggorokannya, menyesali kerugian yang telah aku sebabkan padanya. Ei-Ko ku. Dia terlihat sangat manis, berbeda dari apapun yang pernah ku lihat.
Aku ingin terus menjilati lidahnya, menjilat kulitnya. Tapi dia mengangkat kepalanya lalu menariknya dariku. Dia langsung menyentuh lehernya. Aku mengirimkan lebih banyak pemikiran ke pikirannya, tetapi dia masih tertutup kepadaku. Aku menjadi yidak sabar, aku melenturkan lengan yang terikat ke atas. Aku ingin Ei-Ko membebaskanku karena aku sangat ingin menyentuhnya.
Lebih dari segalanya, aku ingin membawanya ke lantai dan mengikat dirinya dengan benar, seperti seorang drakoni mengikat pasangannya. Sekarang dia telah memadamkan api ku, dan aku dapat memberikan benihku kepadanya.
Dia memberikan batu tentatif dari pinggulnya ke pinggulku, seperti ada sebuah pertanyaan dari matanya. Apakah kita masih melanjutkan ini? Aku mendorongnya, mendorong dengan keras. Aku ingin dia dibebaskan. Aku ingin melihatnya datang sebelum mengambil milikku . Tapi kemudian vaginanya mengencang di sekitarku, dan dia mulai menyentuh dirinya lagi. Aku merasakan dindingnya mencengkeram penisku erat-erat.
Sebuah geraman keluar dari mulutku. Aku hanya ingin melepaskan... tapi aku ingin dia datang lebih dulu. Dia harus. Dia...
"Zaviet....." Katanya lembut menyebut namaku dengan lidahnya dan menyentuh bibirnya lagi. Di mana aku menggali gigiku dalam-dalam dan mengklaim bahwa dia sekarang telah menjadi milikku.
Ini sepertinya terlalu berlebihan. Aku tidak bisa menahannya lagi. Dengan raungan, aku menumpahkan sperma ke tubuh lembutnya dan memberikan padanya benih yang ku miliki. Itu mengalir dariku, terlepas dari posisi kami yang aneh, meskipun dia tidak ada di bawahku, dan....
Dia terlihat kecapean dan matanya mengarah ke atas. Aroma lain berhembus di udara dan itu masih sangat jauh. Laki-laki berbau busuk yang menjaga di sini akan segera datang. Aku langsung memukulinya dengan pikiranku saat dia turun dari penisku lalu benih dari spermaku tumpah ke pahanya.
Aku sangat kaget melihat kejadian itu. Apakah dia… apakah Ei...Ko menolakku? Ketika seorang pria dari bangsa drakoni menolak seorang wanita, dia tidak akan pernah masuk ke dalam dirinya. Ei-Ko menarik dirinya keluar dan membiarkan benihku tumpah di punggungnya. Apakah kali ini dia sudah memutuskan kalau dia tidak menginginkanku?
Tapi aku telah menyetubuhinya. Dia adalah milikku. Raungan putus asa langsung terdengar dari mulutku saat dia mengenakan kembali kulit aneh ke tubuhnya, lalu menyeka benih yang ku semprotkan dari kulitku dengan pakaiannya lalu dia lari menjauh.
Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa dia buru-buru pergi?
Mengapa sekarang dia menolakku? Aku ingin menyentuh pikirannya lagi, tapi tetap saja tidak ada yang dapat ku sentuh. Tidak ada yang dapat aku ajak bicara sekarang.
"Ei-Ko....!" Aku langsung mengaum dalam keadaan sangat marah. Tubuhku terdorong untuk berubah menjadi bentuk naga untuk merebutnya langsung ke dalam cakar ku dan terbang bersamanya. Ini adalah mimpi yang sangatlah besar. Tapi sangkar yang berada di sekitar dadaku mencegah untuk berputar, seperti kali inj sebuah tali yang dengan keras mencekik leherku. Aku bukanlah yang terbaik untuk wanitaku, jika aku mati atau tidak asalkan aku bisa terbang.
Aroma Ei-Ko seketika menghilang, dan aku mengutarakan rasa kemarahanku kepada seluruh dunia.