Kana mengangguk pelan. "Come…" bisiknya. Meskipun, yeah… dulu Kana memang tidak percaya dengan kata kasmaran. Namun kini dia sungguh mengakui dia pun ada dalam fase seperti itu. Dia mabuk, bergairah, bahkan Feri sampai terbatuk-batuk kala dirinya memakai lingrie transparan di kamar hotel mereka.
"Why?" tanya Kana cemas. Dia pun segera mendekat ke Feri dan mengusap-usap punggungnya lembut. "Sini airnya. Jangan dilanjutkan dulu. Biar kuusap bibirmu."
Feri justru mengambil tisu dari tangan Kana dan menyeka basahnya sendiri. "Nope. It's okay, Kan," katanya gugup. "Tapi, uhm… kenapa mendadak pakai gituan? Aku tadi nggak liat kamu beli—"
"Memang kalau beli harus kasih tahu kamu?" tanya Kana. Dia pun naik duduk ke pangkuan Feri dan melingkari pinggang sang kekasih dengan kaki jenjangnya.
"Ya—nggak juga. Tapi aku nggak habis pikir—ah.. gimana sih jelasinnya."