Rara mengayuh sepedanya agak terburu. Gadis itu menahan rasa kaku di pahanya yang masih diperban salep dingin, dan memutari perempatan kota agar dapat jalur lebih mulus. Rambut panjangnya diterpa angin di sepanjang jalan. Dia ingin segera bertemu Mira, meskipun rasa ngilu di dadanya makin parah saja.
Kring! Kring!
Seekor kucing di jalan nyaris Rara tabrak andai saja tak dipungut seorang di tepi trotoar. Gadis itu pun minta maaf, kemudian berlalu begitu saja.
"Wah … siapa itu tadi, Fer?" tanya Kana yang baru keluar dari toko cupcake dengan paper bag belanjaannya.
"Rara."
"Eh? Kok buru-buru? Masih pagi pula," kata Kana. Gadis itu menilik bayang-bayang Rara sebelum belok di tikungan jalan.
"Enggak tahu, tapi sepertinya dia pergi ke perumahan punya Mira."
Kana pun merinding. Dia tampak tercenung sesaat, tapi kemudian memeluk menerima kucing kecil dari sang kekasih. "Wah … dia cantik. Tapi kenapa punya cakaran sedikit?"
