Kali ini, Mr. Bambang menghela napas panjang. Pria itu pura-pura tak melihat tangan Arial yang terkepal, lalu mengambil pena-nya dari saku. "Baiklah, tapi bisa sini sebentar?" pintanya.
"Iya, Mister?"
Mr. Bambang mengulurkan pena-nya kepada Arial. "Simpan ini buat kamu," katanya. "Anggap hadiah, penghargaan, dan kepercayaan Bapak yang selama ini kamu tanggung. Jadi, jangan merasa terbebani. Kamu udah ngasih banyak hadiah ke sekolah sejak masuk kemari."
Arial pun gemetar, lalu menerima pena itu dengan senyuman tipis yang agak masam. "Terima kasih, Mister."
"Soal drama, lalu ganti rugi mobilku—enggak usah dan jangan sampe kamu pikirin lagi," kata Mr. Bambang. "Fokus sama ujian aja mulai sekarang, understand?"
Arial pun mengangguk paham. "Yes, Mister."
.
.
.