"Kami cuma beruntung," kata Feri. Berusaha tidak salah tingkah karena terlalu senang. Dia memandang Kana yang tampak cantik dengan kebaya putih, jarit cokelat, dan riasan tipis-tipis untuk wisuda. "Kana, sini salim dulu sama Ayah."
Kana pun mendekat, tapi dia langsung menabrak peluk Bambang. "Papa!" serunya senang. Seperti anak kecil, Kana menggelendot di atas pangkuan Bambang lalu menciumi pipi sang ayah. Ben sampai terkekeh karena Kana belum berubah banyak. Gadis itu tetap bayi bila di depan keluarganya sendiri.
"Dasar. Jangan gini ah. Malu sama Om Ben," kata Bambang. "Sana salim dulu. Baru pulang juga."
"He he. Makasih Om Ben," kata Kana. Gadis itu langsung turun dari pelukan Bambang dan menuruti perintahnya. Dia mengecup punggung tangan Ben dengan senyuman, lalu dipeluk sang calon mertua.
"Sama-sama. Makasih juga kejutan besarnya di akhir. Kami semua bangga sama kalian."
