Lihat? Tapi Ben dan Raya tidak pernah memusingkan hal itu. Mereka sama-sama tipikal yang santai. Kalau pun diajak besanan dengan sahabat, setuju saja. Hanya saja, menurut mereka, semuanya tetap ada di tangan Feri. Mereka tidak akan memaksakan kehendak asal putera tunggalnya bahagia. Hanya saja, jika yang terjadi seperti ini—well, tidak buruk. Walau tidak sepenuhnya sesuai rencana juga.
"Jadi, udah ngomong semuanya?" tanya Ben kepada Bambang.
"Hm," kata Bambang. Dia menepuk bahu Ben sebelum duduk di sebelahnya.
"Aku juga."
"Dan dia benar-benar setuju?"
"Ha ha, tentu saja," tawa Ben dengan menghembuskan rokoknya. "Walau aku agak terkejut hubungannya dengan anakmu itu diawali dengan aneh."
"Hm?"
"Pokoknya aneh lah, astaga... Aku nggak percaya anakku sepolos itu," kata Ben dengan geleng-geleng kepala. Bambang pun langsung meninju bahunya jengkel.
"Memangnya kau? Yang waktu pacaran sama Raya aja nyabangnya 10."