Chereads / Love Another Me / Chapter 31 - 31

Chapter 31 - 31

Panggil dia Lily, seorang bangsawan dari negri antah berantah. Semua orang menghormatinya dan tunduk padanya. Dia memang angkuh, namun pantas bagi seorang berdarah biru sepertinya. Apapun yang Lily inginkan, dia dapatkan. Bahkan jika dunia sekalipun.

Roda kencana melaju kencang digiring oleh sepasang kuda gagah di depan. Jalur yang ditempuh begitu berliku, melewati tepian tebing yang curam. Lily pergi untuk urusan bisnis di negeri seberang, hanya berdua dengan kusir yang duduk di bangku depan sebagai pamandu perjalanan.

Walaupun jalur yang ditempuh tak begitu nyaman, tapi perjalanan berjalan aman. Setidaknya, sampai sebuah kerikil mengguncang roda kencana hingga kehilangan keseimbangan dan jatuh terpeleset ke sisian tebing. Kedua kuda berusaha sekuat tenaga untuk menarik kencana agar tak terjatuh, namun sayangnya masa yang dipikul terlalu besar hingga kedua kuda itu pun ikut terperosok ke dalam jurang.

Lily berteriak keras di dalam kencana yang berguling menuruni tebing. Dia pun dapat merasakan betapa tingginya tebing tersebut dari lamanya waktu hingga kencana membentur dasar tebing.

Seluruh tubuh Lily kini sudah dipenuhi oleh luka dan darah. Ia pun sudah tak dapat merasakan lagi tubuhnya dan hanya bisa pasrah karena terhampit oleh kencana yang hancur. Kepalanya pusing dan juga berat, lalu tak lama kemudian pandangannya pun menjadi gelap dan seketika itu pula ia kehilangan kesadarannya.

Lily perlahan membuka mata, terganggu akan guncangan yang diterima tubuhnya. Netranya menangkap pemandangan sekitar yang masih kabur. Tangannya melindungi pandangannya, menghalangi dari silaunya cahaya mentari pagi. Setelah semua yang ada di hadapannya semakin jelas, ia pun terkejut karena apa yang ia saksikan adalah suatu tempat yang asing. Suara mesin yang belum pernah Lily dengar, jajaran jendela yang sebagian terbuka, dan jajaran kursi panjang sang saling berhadapan satu sama lain.

"Aku dimana?"

Lily masih linglung, dia masih belum bisa mengenali tempat ini. Dari bentuknya, sepertinya dia sedang ada di dalam kereta kencana. Namun, bedanya kereta kencana ini berdesain lebih sederhana dari kereta kencana yang pernah ia lihat.

Lily pun mulai berpikir, mungkin ini kereta kencana khusus untuk rakyat jelata, dilihat dari kumuhnya kereta kencana ini. Tapi Lily menemukan keanehan, di depan hanya ada seorang kusir yang memegang sebuah roda berbentuk lingkaran dan tidak ada seekor kuda pun yang menariknya. Jika tida ada kuda, lalu bagaimana bisa kendaraan ini bisa bergerak, karena di belakang pun ia tidak bisa menemukan sesuatu yang mendorong kereta kencana ini.

"Apa ini semacam sihir?"

Lily terkagum akan keajaiban yang ia alami hari ini, pikirnya ia sudah sampai di negeri tujuan tempat dia akan berbisnis. Namun, saat ia sedang terkagum-kagum, tiba-tiba saja kencana ajaib itu berhenti membuat tubuh Lily tersentak.

"Caheum-ledeng kang" teriak sang kusir yang tidak dipahami oleh Lily.

Apa itu sebuah mantra?

Dari luar seorang pemuda berpakaian aneh masuk menaiki kencana. Pakaiannya tipis dengan tudung menutupi kepala, di telinganya pun terlihat sebuah benda putih dengan tali panjang menyumbat sumber pendengarannya. Pemuda itu duduk tak jauh dari pintu masuk, berlawanan arah dengan Lily.

Lily tidak suka melihat pemuda itu, pasalnya dia dengan seenaknya masuk kedalam kereta kencana. Ini adalah kereta kencana khusus untuk Lily, walaupun sedikit kumuh tapi Lily menyukainya. Sebenarnya tidak ada yang mengatakan bahwa kereta kencana ini milik Lily, tapi karena dia adalah seorang bangsawan, maka ia bebas untuk memiliki setiap benda yang ia suka termasuk kereta kencana ini. Tidak ada yang boleh menyentuh benda apapun milik Lily, siapa pun itu.

Lily menatap ke arah si pemuda sinis, namun sang pemuda nampak tak menghiraukannya dan sibuk dengan sebuah benda persegi panjang tipis di tangannya. Lagi-lagi Lily menemukan benda aneh yang asing baginya. Benda itu terlihat membosankan, namun sang pemuda nampak asik bermain-main dengan benda itu. Melihat si pemuda yang sibuk sendiri membuat Lily jadi penasaran dan berakhir memantau gerak-gerik si pemuda lebih lama.

"Kiri!" Seru si pemuda, lalu kencana itupun berhenti.

Lily masih kebingungan dengan setiap kata yang disebut orang-orang ini. Dia benar-benar sudah sampai di negeri yang asing.

"Apa tadi itu sebuah mantra untuk menghentikan kereta kencana?"

Lily terus bertanya-tanya sembari menatap kepergian sang pemuda. Lalu setelah itu kencana pun kembali bergerak.

***

Esok harinya, Lily lagi-lagi menemukan dirinya berada di dalam sebuah kencana. Terlihat mirip dengan kencana yang ia tunggangi kemarin, namun sepertinya berbeda. Begitu pula dengan kusirnya, kini sudah berganti dengan seorang yang lain.

Kencana berhenti di sebuah persimpangan yang sama dengan kemarin. Menaikkan seorang yang juga sama dengan kemarin. Lily jelas sangat mengingat orang itu, dia adalah satu-satunya orang yang menaiki kereta kencana ajaib ini bersamanya waktu itu. Seorang pemuda berpakaian tipis dengan tudung di kepalanya.

Si pemuda selalu sibuk dengan benda persegi panjang membosankan berwarna putih. Lily tak paham mengapa sang pemuda begitu serius menatap ke arah benda itu.

"Kiri!" Seru sang pemuda menghentikan laju mobil, lalu beranjak pergi.

Setelah mendengar kedua kalinya, kini Lily semakin yakin bahwa apa yang dikatakan oleh sang pemuda adalah sebuah mantra untuk menghentikan kereta kencana.

***

Beberapa hari sudah berlalu dan Lily mendapati bahwa dirinya lagi dan lagi berada di tempat yang sama, yaitu kereta kencana. Ia tak paham mengapa ia selalu berakhir di dalam sebuah kereta kencana. Setiap kali ia membuka mata, dia akan selalu ada di dalam sebuah kereta kencana. Kereta kencana yang ia tunggangi selalu berganti-ganti, begitu pula dengan kusirnya, namun anehnya pemuda yang sama selalu muncul dan berkendara bersamanya. Pemuda itu selalu duduk di tempat yang sama, duduk tepat di belakang tempat duduk kusir yang berhadapan langsung dengan pintu masuk.

Lily melirik ke luar jendela, ia sudah hafal ke mana arah kencana ini membawanya. Mereka akan berhenti di depan sebuah gedung bercat putih dengan polet merah dan kuning. Dan setelah sampai pemuda itupun akan turun dari kendaraan ini.

Lily selalu penasaran mengapa pemuda itu selalu berhenti di tempat yang sama. Ia pikir mungkin bangunan ini adalah rumah si pemuda. Tapi, jika itu benar berarti pemuda ini merupakan seorang bangsawan, pasalnya bangunan itu berukuran sangat besar. Pantas saja pemuda itu berani menaiki kereta kencana yang sama dengan Lily, ternyata dia adalah seorang bangsawan.

Lily pun jadi penasaran dan ingin tau seberapa mewah kah rumah sang pemuda, apakah sama dengan rumah miliknya atau bahkan lebih. jika iya, maka pemuda itu bukan lagi seorang bangsawan, tetapi dia adalah seorang pangeran.

Rasa penasaran Lily akhirnya membawa dirinya keluar. ini kali pertama baginya melihat jajaran gedung tinggi yang saling berdempetan secara langsung. biasanya ia hanya bisa menatapi gedung-gedung itu dari balik kaca yang bergerak. unik, namun tidak seindah kampung halamannya.

"neng! bayar, neng!" seru si kusir.