Chereads / Rahasia dokter tampanku / Chapter 27 - Detektif dari pihak kepolisian atau polisi?

Chapter 27 - Detektif dari pihak kepolisian atau polisi?

Tampak dokter Alfred membeli soup jagung yang dijual di kantin rumah sakit. Iapun duduk di tempat yang kosong.

Saat itu, Alfred terlihat tidak memperdulikan lingkungan sekitar seperti biasanya.

"Sus, dokter Alfred kenapa?" tanya Victoria pada Natalie. Natalie mengangkat bahu nya.

"Mungkin dokter Alfred sedang lelah, makanya tidak mau banyak bicara sekarang," saut dokter David.

Sedangkan di sisi Alfred....

Alfred mengunyah jagung-jagung yang masuk kedalam mulutnya lalu menelannya.

"Astaga kenapa aku merasa tidak enak ya? hmm padahal misiku cuma sehari kok bersikap tidak seperti biasanya. Ish memang kepala! awas saja, kalau misalnya aku berada di peringkat lebih tinggi dari dia, aku akan balas dendam!" batin Alfred.

Tak lama kemudian, datang pria berjas hitam yang menghampiri Alfred. Natalie, Victoria, David, dan orang-orang yang di kantin pun menatap kearah Alfred yang dihampiri oleh pria berjas hitam.

Alfred yang semula menundukkan kepalanya, perlahan-lahan mendongakkan kepalanya dan menatap kearah pria berjas hitam yang ada dihadapannya.

"Apakah kamu dokter Alfred?" tanya pria berjas hitam itu.

"Iya, saya dokter Alfred. Hmm kan sudah tertera nama nya di jas saya," ujar Alfred seraya tersenyum. Natalie dan yang lainnya pun memasang wajah masam ketika mendengar pertanyaan pria berjas hitam itu (untungnya Alfred pintar).

"Maaf tapi tadi saya tidak keliatan," singkat orang tersebut. Alfred diam tak menjawab, ia kembali menyantap soup jagung yang dibelinya.

"Apakah anda sedang sibuk?" tanya pria berjas hitam itu dengan polosnya membuat satu kantin semakin greget terhadapnya.

"Ah saya sedang beristirahat, kalau ada keperluan bisa kita bicarakan nanti saja," ucap Alfred seraya tersenyum kemudian ia kembali menyantap makanannya.

"Oh sedang istirahat ya?" tutur pria berjas hitam itu. Tiba-tiba saja pria tersebut menarik kerah baju Alfred keatas hingga tubuh Alfred terangkat. Melihat hal tersebut, Natalie, Victoria, David dan lainnya pun bangkit berdiri dari kursinya.

Setelah itu pria berjas hitam tersebut melempar Alfred dengan kencang hingga tubuh Alfred mengenai dinding rumah sakit. Natalie yang semula berdiri mematung langsung berlari menghampiri Alfred.

"Dasar pengkhianat! kamu harus di hukum!" tegas pria berjas hitam itu seraya menatap kearah Alfred.

"Saya tidak tahu apa yang dilakukan oleh dokter Alfred, tapi jangan sakiti dia!" teriak Victoria. Mendengar teriakan Victoria, pria berjas hitam pun membalikkan badannya dan menatap kearah Victoria.

"Oh jadi kamu membela si pengkhianat ini ya?" kata pria berjas hitam itu. Terlihat pria berjas hitam tersebut melangkahkan kakinya, berjalan menuju Victoria.

Ketika dia hampir saja memegangi tangan Victoria....

Dor....

Terdengar suara tembakan di kala keheningan. Tak lama setelah itu, tubuh besar dan gagah yang tertutup oleh jas hitam tumbang begitu saja.

Victoria dan David melongo melihat pria berjas hitam itu tiba-tiba saja tumbang. Dan pelaku penembaknya adalah Alfred. Alfred memegangi pistolnya kemudian ia menyimpannya.

"Tenang saja, itu hanya obat bius," ujar Alfred. Kemudian Alfred mendekati pria berjas hitam itu dan memborgol tangannya sehingga ketika pria berjas hitam terbangun, dia tidak bisa menggunakan tangannya.

Alfred bangkit berdiri kemudian menatap sekelilingnya yang juga menatapnya.

"David! panggil polisi sekarang agar pria ini segera dibawa ke penjara!" pinta Alfred.

"Eh? dokter Alfred kok manggil saya hanya dengan nama? saya tahu bahwa lebih populer dokter Alfred dibandingkan saya, tetapi gak gitu juga sikap anda seharusnya!" gumam David.

"Sudah deh dokter David! cepat panggilkan polisi atau dokter mau jadi santapan pria aneh ini!" ketus Victoria. Melihat Victoria yang berkata ketus, David pun langsung buru-buru menghubungi pihak kepolisian.

Sepuluh menit kemudian...

"Terimakasih atas bantuannya, dokter Alfred! pihak kepolisian sangat berterimakasih atas jasa anda selama ini!" ucap kapten polisi.

"Sama-sama, sukses selalu Kapten!" tegas Alfred seraya hormat begitupun dengan Kapten polisi. Kemudian pihak kepolisian berjalan keluar dari rumah sakit sembari membawa pria berjas hitam.

Ketika pihak kepolisian pergi, Natalie mendekati Alfred dan bertanya.

"Dokter Alfred? apakah dokter baik-baik saja? tadi saya melihat dokter di lempar ke dinding hingga rusak dindingnya," tanya Natalie seraya menunjuk kearah dinding yang rusak. Alfred melihatnya kemudian menepuk jidatnya.

"Ah orang itu! benar-benar menyebalkan!" gerutu Alfred.

"Dokter Alfred! maksudnya pengkhianat tadi apa, Dok? memangnya apa yang dokter lakukan?" saut Victoria seraya menghampiri Alfred.

"Ah anu jadi tadi pagi sekitar jam satu, saya menyamar jadi tangan kanannya pria tadi karena pihak kepolisian menyuruh saya untuk membantu mereka. Saya menjalankan tugas dengan baik hingga misi saya sukses! saya berhasil mendapatkan informasi dan juga anak buah pria tadi ditangkap semua. Akan tetapi dia berhasil lolos dan tadi dia balas dendam padaku," ungkap Alfred.

"Wah dokter Alfred keren sekali! dokter Alfred ini seperti Agen CIA yang ada di film-film aksi gitu," ujar salah seorang apoteker rumah sakit yang ngefans dengan Alfred.

"Aish sebenarnya memang aku ini adalah Agen CIA, asal kalian tahu saja," batin Alfred.

"Hmm Dok, tapi bagaimana bisa dokter diperintahkan oleh pihak kepolisian untuk menyamar begitu. Memangnya dokter detektif milik kepolisian? atau dokter Alfred ini adalah polisi?" tanya David.

"Saya dekat dengan Kapten polisi nya dan saya sering membantu pihak kepolisian mengatasi kejahatan-kejahatan! makanya saya jadi dipercaya oleh pihak kepolisian untuk menjalankan tugas meskipun saya bukan seorang polisi ataupun detektif dari pihak kepolisian," jelas Alfred.

"Ah jadi begitu ya ceritanya Dok? dokter memang sangat keren!" Victoria memeluk Alfred membuat Alfred dan yang lainnya terkejut.

Ketika Victoria sedang memeluk Alfred, ternyata terdapat Ashley yang melihat kejadian itu. Melihat Ashley yang ada di kejauhan, Alfred langsung buru-buru melepaskan pelukan hangat Victoria.

Kemudian, Ashley yang berada di kejauhan pun berjalan menuju Alfred. Sesampainya dihadapan Alfred....

"Ini kue sayuran untuk mu, Mamaku membuatkannya tadi," ujar Ashley seraya memberikan kantong yang berisikan kue.

"Wah, yang benarkah?" tanya Alfred dengan wajah polos seperti anak kecil. Ashley mengangguk pelan, kemudian Alfred pun menerimanya.

"Sampaikan ucapan terimakasih dari saya untuk Mama mu ya, Ashley," singkat Alfred seraya tersenyum.

"Hmm kenapa tidak chat Mama ku saja? bukankah kamu sudah punya nomor Mamaku?" ketus Ashley dengan wajah juteknya.

"Oh iya benar juga ya. Hahahaha maaf, aku lupa," singkat Alfred.

"Hmm dokter Alfred, cewek aneh ini siapa? apakah dia musuh bebuyutan mu?" tanya Victoria dengan polos. Mendengar pertanyaan Victoria, Alfred merangkul bahu Ashley kemudian menjawab.

"Ah ini pacarku, Suster Victoria," jawab Alfred yang membuat heboh satu kantin.

"Apa?! pacarnya dokter Alfred?" tanya Natalie seolah tidak percaya. Alfred mengangguk pelan.

"Kalau kalian tidak percaya, kalian bisa tanyakan kepada Ashley," cakap Alfred seraya merangkul bahu Ashley semakin kencang.