Chereads / Rahasia dokter tampanku / Chapter 28 - Gak mau jadi pacar atau adik!

Chapter 28 - Gak mau jadi pacar atau adik!

"Hmm kadang-kadang Alfred menyebalkan juga ya," batin Ashley.

"Oh hai Bu Ashley, salam kenal. Saya Natalie, teman dokter Alfred sekaligus suster yang menemani dokter Alfred," ucap Natalie seraya mengulurkan tangannya.

"Salam kenal juga, saya Ashley," singkat Ashley sembari tersenyum.

"Ah halo Bu Ashley, saya Victoria. Rekan kerja dokter Alfred sekaligus seorang suster! kadang-kadang sih kerja bareng dengan dokter Alfred," ucap Victoria yang mengulurkan tangannya seperti Natalie.

"Salam kenal ya, saya Ashley," ujar Ashley sembari tersenyum.

Kemudian dokter David, iapun mengulurkan tangannya sebagai salam perkenalan.

"Saya dokter David, saya juga rekan kerjanya dokter Alfred," tegas dokter David.

"Salam kenal, Dok," jawab Ashley yang menanggapinya hanya dengan senyuman.

"Hmm sudah ya, saya dan Ashley ke ruangan sebentar. Ada yang ingin kami bicarakan, sampai nanti," Alfred pun meninggalkan kantin seraya membawa Ashley.

Beberapa menit kemudian...

"Tadi itu, sebelum kamu datang ada orang yang mau menghukum ku karena perbuatan yang telah ku lakukan padanya," ungkap Alfred.

"Kok bisa?" tanya Ashley yang heran.

"Panjang ceritanya," singkat Alfred.

"Pendek kan!" pinta Ashley.

"Kamu tanyakan saja pada Kapten polisi yang kita temui kemarin, awal mulanya karena dia," ketus Alfred.

"Baiklah, akan ku tanyakan padanya nanti. Hmm oh ya Alfred, aku mau membahas masalah misi baru kita," Ashley mulai bersikap serius.

"Masalah itu dibicarakan nanti malam setelah aku pulang dari rumah sakit. Kepala mengajakku untuk ketemuan membahas masalah ini. Kamu ikut saja," ucap Alfred.

"Oh begitu ya? baiklah. Tapi memangnya gak apa-apa aku ikutan? aku kan soalnya gak diundang. Nanti kepala marah lagi sama aku," jawab Ashley.

"Tidak apa-apa, aku akan mengatakan bahwa aku lah yang mengajakmu," cakap Alfred.

"Oh oke," singkat Ashley.

***

#21.23#

Alfred dan Ashley sampai di sebuah markas Agen CIA. Mereka berdua keluar dari mobil kemudian masuk kedalam markas tersebut.

"Ah aku kok gemetaran ya masuk ke markas ini?" ucap Ashley.

"Hmm aneh," ujar Alfred. Kemudian mereka pun masuk kedalam sebuah ruangan yakni ruangan dimana Kepala CIA berada disana.

Tampak kepala CIA yang memiliki nama Ardolph, telah menunggu Alfred.

"Akhirnya kamu tiba juga Alfred, kamu telat satu menit," ucap Ardolph seraya menatap kearah Alfred.

"Hanya telat satu menit! gak usah dibuat masalah!" ketus Alfred seraya duduk di bangku yang kosong begitupun dengan Ashley.

"Loh kok Ashley ada..." belum sempat menyelesaikan kata-katanya, Alfred memotong ucapan Ardolph.

"Saya yang mengajaknya kesini! karena dia kan juga terlibat dalam misi baru ini!" tegas Alfred. Ashley dan Ardolph menatap kearah Alfred.

"Sepertinya Alfred begitu membenci Ardolph," batin Ashley. Sedangkan Ardolph tertawa mendengar perkataan Alfred.

"Oh iya, benar juga ya. Maaf-maaf saya lupa," ujar Ardolph.

"Udah tua, makanya sering lupa," ketus Alfred. Meskipun Alfred selalu saja berkata yang tidak enak dengan Ardolph, akan tetapi Ardolph bisa memakluminya.

"Hmm baiklah, kita mulai pembahasannya," singkat Ardolph.

***

"Ah masa aku harus jadi adikmu! aku gak mau banget!" ucap Ashley.

"Ya tadi katanya Ardolph kan kalau misalnya kamu gak mau jadi adikku, kamu jadi pacarku makanya pindahnya bareng-bareng karena tidak mau terpisahkan," ujar Alfred seraya mengendarai mobilnya.

"Aish kenapa pilihannya enggak enak semua sih! aku gak mau keduanya!" kata Ashley.

"Kalau misalnya gak suka ya lebih baik kamu mengundurkan diri saja dari Agen Rahasia CIA," jawab Alfred dengan santainya.

"Ish kamu nih, benar-benar menyebalkan!" ketus Ashley.

"Atau gak kamu jadi pacarku saja, lagipula kan kita sedang menjalani pacaran kontrak? jadi sekalian saja diberlakukan ketika sedang menjalani misi ini," saran Alfred.

"Eh tunggu-tunggu aku baru ingat bahwa sebelumnya kita itu menjalankan pacaran kontrak karena misi penyamaran ini ya? hmm baiklah kalau begitu aku akan memilih menjadi pacarmu!" tutur Ashley. Alfred hanya mengangguk pelan.

***

Keesokan harinya...

Ashley terlihat sedang bersama dokter Roy. Mereka sedang menyantap sarapan pagi di satu ruangan yang sama seraya mengobrol.

"Oh begitu ya Bu Ashley? baiklah saya akan mengikuti semuanya," ucap Roy seraya tersenyum.

"Hmm oh ya Dok, saya dengar dokter memiliki anak apakah dia seorang perempuan? atau pria?" tanya Ashley.

"Ah saya mempunyai anak perempuan, tapi sayangnya anak saya sangatlah nakal. Nilai pelajaran nya nol semua dan dia selalu mencari masalah. Saya sampai pusing mindahin dia kesana-kemari," ungkap Roy.

"Ah begitu ya Dok, terus sekarang anak dokter bagaimana?" tanya Ashley yang tampaknya penasaran dan juga kasihan dengan Roy.

"Sekarang anak saya sudah berubah semenjak dia saya masukkan di sekolah akademi khusus pria. Dia mendapatkan nilai yang bagus serta perilaku nya lama-kelamaan menjadi baik. Dan anakku itu disukai satu sekolah," jawab Roy.

"Ah begitu, syukurlah kalau begitu. Lain kali saya ingin bertemu dengan anak dokter deh," tutur Ashley seraya tersenyum.

"Oh iya, sekarang giliran saya yang bertanya. Saya dengar kamu ini sering bermain dengan lumba-lumba ya? terus kamu sering di bully oleh panda kah? dan kamu suka makan komodo?" tanya Roy yang membuat Ashley heran.

"Ha? pertanyaan apa itu, Dok? saya tidak pernah bermain dengan lumba-lumba bahkan ketemu pun belum pernah. Lalu, saya juga tidak pernah di bully oleh panda! saya kan bukan panda atau hidup di lingkungan panda. Dan saya tidak pernah memakan komodo! bahkan berada dihadapannya pun saja takut," jawab Ashley yang agak-agak bingung.

"Oh begitu ya? tapi kemarin dokter Alfred berkata seperti itu ke saya. Makanya saya ingin memastikannya dengan bertanya pada Bu Ashley," jelas Roy.

"Oh jadi ini ulahnya Alfred ya?! hmm bentar ya Dok, saya keluar sebentar. Ada urusan mendadak," ucap Ashley seraya bangkit berdiri.

Kemudian Ashley berlari keluar dari ruangannya dan berjalan menuju parkiran mobil. Sesampainya di parkiran mobil, Ashley mengendarai mobilnya menuju rumah sakit untuk menemui Alfred.

Dari kaca jendela ruangan, Roy melihat hal tersebut. Iapun geleng-geleng kepala ketika melihatnya.

"Ah anak zaman sekarang itu memang ada-ada saja tingkahnya," ucap Roy. Kemudian Roy kembali duduk di bangku nya dan menyantap sarapannya.

Sedangkan di rumah sakit...

"Dokter Alfred, saya bawa kue soes isi wortel loh! apakah dokter mau mencobanya?" ucap Natalie seraya memegangi sebuah kota besar berisi kue soes.

"Ah boleh," singkat Alfred. Kemudian Natalie memberikan kue soes yang ada didalam kotak ke Alfred. Alfred pun menerimanya dan meletakkannya di atas meja. Ia memilih menyantap kue soes nya nanti karena Alfred sedang sibuk mencatat sesuatu di selembar kertas.

"Dokter Alfred sedang mencatat apa?" tanya Natalie seraya duduk di bangku yang berada dihadapannya Alfred kemudian menyantap kue soes nya.

"Sedang mencatat resep obat untuk pasien, Sus," singkat Alfred.