Violet mengerjapkan matanya berulang - ulang, menyesuaikan cahaya yang masuk ke dalam retinanya. Violet bingung dimana dia berada sekarang. Dia ingat terakhir kali dia berada di kantor, tapi kenapa sekarang dia ada di kamar president suit hotel yang ditempati Marvel? Apakah Marvel yang membawanya?
Violet menyingkap selimut yang dipakai dengan cepat, menurunkan kakinya dan saat akan berdiri dia mendengar pintu kamar terbuka. Matanya melihat pria itu, pria yang selama ini membuat hidup Violet tidak berdaya.
Mata pria itu nampak lelah dan juga sembab. Violet mengerutkan keningnya bertanya ,- tanya. Apakah Marvel menangis? Apa yang membuatnya menangis?
Pertanyaan - pertanyaan yang muncul di kepalanya saat ini sangat banyak, tapi semuanya hanya terangkai dipikirannya saja dan tidak berani dia ungkapkan..
"Sudah bangun Queen?"tanya Marvel sambil mengusap pipi halus Violet. Violet hanya menganggukkan kepalanya. Bingung dengan apa yang akan dia lakukan.
"Marvel, kamu menangis?" Tanya Vio ragu sambil berdiri dan merangkum wajah Marvel yang sembab dan merah.
"I'm oke Queen. Don't worry about me." Marvel mengecup kening Violet, membalas apa yang dilakukan oleh Violet kepada dirinya.
Violet bingung dengan apa yang terjadi pada dirinya. Air matanya tidak bisa bertahan dan menetes membasahi pipinya.
"Kamu tunggu di sini, aku lupa sesuatu." Ucap Marvel lalu meninggalkan Violet di dalam kamar mandi.
Marvel tidak ingin melihat Violet yang sedang menangis, melihat wajah perempuan yang dicintainya masih membekas tangan membuat Marvel merasa marah.
Violet tahu apa yang sedang pria yang baru saja masuk ke dalam kamar mandi itu pikirkan, dia ikut melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi, di sana dilihatnya lelaki yang selama ini terlihat kuat dan tegas sedang menangis di bawah shower.
Violet melepaskan seluruh pakaiannya dan berjalan perlahan ke arah Marvel dan memeluk Marvel dari belakang.
"I'm so sorry, i think if we broke up there won't be heart hurt. She looks like falling in love with you. Tapi semua itu salah, kita berdua terluka bersama. Aku menyakiti kamu dan juga diriku sendiri." Ucap Violet memberanikan diri.
Tidak ada jawaban dari Marvel. Pria itu tetap berdiri tegak menghadap tembok. Violet memberanikan diri menarik pria itu. Dia ingin menatap Marvel saat ini.
Violet tidak bisa menahan lagi air matanya, setelah melihat Marvel tangisnya kembali pecah. Kedua anak manusia itu menangis tersedu - sedu di bawah pancuran shower. Air mata Marvel semakin deras.
Violet tidak bisa mengatakan apa - apa lagi saat melihat semua yang terjadi pada pria ini. Pria yang lemah saat berhadapan dengannya tapi di luar sana pria ini adalah sosok yang kuat dan sangat ditakuti.
"I love you, My Lord. I love you so much! Please forgive me, I'm so sorry. I will do whatever you want.." Ucap Violet disela isak tangisnya. Hatinya terluka melihat pria yang dicintainya juga terluka. Selama ini dia merasa sudah egois. Meninggalkan pria ini tanpa mendengarkan penjelasannya.
Marvel menatap Violet, direngkuhnya wanita pujaannya ini. Di cium kening dan rambutnya. Pelukannya semakin erat seakan takut wanita yang dipeluknya ini kembali pergi dan menghilang.
"Don't go anywhere. Just stay by my side. Please queen, if you go I can die." Marvel terisak semakin kencang. Tangannya semakin erat memeluk Violet.
"Sstttt... I'm here. I will always be here with you." Violet menenangkan Marvel. Di kecupnya bibir Marvel, awalnya hanya kecupan biasa tapi lama kelamaan menjadi kecupan yang penuh gairah.
Marvel membalas ciuman Violet dalam tangisnya. Dia benar - benar menyesal dengan apa yang terjadi. Awal dari semua masalah ini adalah karena dirinya dan Marvel menyadari semua itu.
Ciuman kedua anak manusia itu semakin lama semakin panas. Keduanya seperti sedang meneguk air yang sudah lama idak mereka minum.
Mereka saling melumat, mengakses satu sama yang lain. Violet erambat dan turun kebawah dan memegang kejantanan Marvel yang masih tertidur. Dengan berani dimasukkannya kejantanan Marvel ke dalam mulutnya.
Violet mulai mengeluar-masukkan kejantanan Marvel yang semakin lama semakin membesar dengan cepat. Desahan Marvel terdengar keras merespon apa yang diberikan oleh wanitanya. Wanita yang sudah lihat memuaskannya padahal barus belajar beberapa hari ini.
Marvel manarik rambut dan memegang kepala Violet. Menekan agar Violet memasukkan kejantanannya ke dalam dan menyentuh kerongkongannya. Semakin lama semakin dalam dan keras sampai tiba saatnya kejantanan Marvel terasa berkedut. Marvel mengangkat kepala Violet tetapi Violet agar dia tidak meledak di dalam mulut Violet tetapi wanita itu menolak sampai akhirnya Marvel meledak di sana, menumpahkan semuanya tanpa tersisa.
"Aku tidak tahu lagi mau mengatakan apa. Kamu benar - benar menakjubkan Queen." Ucap Marvel penuh dengan pujian.
Dengan nafas yang terengah - engah, Marvel mengangkat tubuh wanitanya. Diraupnya bibir mungil Violet dan merasakan sisa - sisa rasanya yang masih tertinggal di mulut mungi itu.
Marvel mengangkat tubuh Violet dan menopangnya dengan kedua tangan. Violet digendong Marvel seperti anak kecil di depan. Mereka masih saling melumat dan sesekali terdengar lenguhan dari bibir Violet yang kembali membangunkan gairah Marvel.
Marvel melempar tubuh Violet di kasur, mereka kembali lagi ke dalam kamar. Dia beranjak meninggalkan Violet yang telanjang, terbuka dan terengah. Meninggalkan Violet dan kembali dengan mambawa dasi dan kain hitam.
"Dasi? Untuk apa itu?" Tanya Violet bingung.
"Dasi ini akan membuat kamu tidak berdaya dan terus memohon kepadaku. Aku pastikan kalau kamu akan mendapatkan kepuasan berkali - kali lipat dari yang kemarin aku berikan." Janji Marvel sambil mulai mengikat kedua tangan Violet dengan dasi.
Marvel kembali melumat bibir Violet, membuatnya terbuai dengan cumbuan yang Marvel berikan. Tangan Violet di ikat dengan kepala ranjang dengan muulut masih tetap mencumbunya. Mengecup dan menggigit puting merah muda Violet membuat Violet mendesah.
Mata Violet juga sudah tertutup kain hitam yang dibawa bersamaan dengan dasi oleh Marvel. Sekarang posisi tubuh Violet benar - benar menggoda di depan Marvel.
Marvel mengangkat kedua kaki Violet dan menekuknya sehingga dia melihat jelas apa yang dimiliki oleh Violet selama ini.
"Kamu tahu, semua ini milikku. Mulai dari dada mengkal ini sampai sesuatu yang hanya untukku seorang dan aku satu - satunya yang melihat pemandangan indah ini." Ucap Marvel sambil meraba seluru bagian yang dimaksud dan sampai pada akhirnya tangan Marvel berada di daerah pribadi milik Violet.
"What the fuck ! Marvel what are you doing?" Umpat Violet saat merasakan jari - jari Marvel masuk kedalam liangnya.
"Slow down, baby. Just enjoy it. You will like it later." Bisik Marvel tepat di depan telinga Violet disertai dengan jilatan - jilatan yang membuat Violet semakin menggelinjang.
"AAHHH...." Desah Violet keras.
Violet merasakan aliran listrik ditubuhnya. Marvel mulai menurunkan tubuhnya ke bawah, wajahnya berhadapan langsung dengan milik Violet yang berwarna merah muda.
Tanpa ragu Marvel menjulurkan lidahnya, menikmati semua yang disuguhkan Violet untuknya. Violet merasa melayang. Tubuhnya benar - benar mendapat kejutan yang luar dari Marvel.
Suara desahannya memenuhi seluruh ruangan kamar hotel yang Marvel sewa. Desahan yang keluar dari bibir Violet merupakan candu bagi Marvel sehingga dia ingin dan ingin lagi mendengar semua itu.
"Do you like it?" goda Marvel kembali. Jarinya kembali memasuki lubang surga Violet. Lidahnya menggelitik klitorisnya. Membuat Violet semakin menggeliat dan merasakan orgasm hebat.
"AAHHH...." Desahan Violet disertai dengan kedua kakinya mengejang hebat karena pelepasannya. Senyu di wajah Marvel tidak bisa dipingkiri lagi. Pria itu merasa puas dengan apa yang dia lakukan kepada wanitanya.
"You like it, baby. I know that. I will make you scream hard."