Semakin hari semakin dibuat jengah oleh dunia. Masalah yang timbul seakan saling bekerja sama menghancurkan kehidupan nyata. Ingin rasanya pergi sejak pertama kali dipermainkan oleh keadaan yang membuat siapapun akan gila.
Hati seakan tak memilik kekuatan lagi. Semua hanya bergantung pada uang dan kekayaan duniawi. Harga diri seakan hanya lelucon bagi kasta tertinggi. Pembelaan untuk diri sendiri hanya akan menjadi boomerang yang menusuk tajam dari senopati.
Hanya diam. Diamlah yang mampu menyelamatkan seseorang di segala keadaan. Namun diam juga cerminan dari kata rapuh dan ketidakberdayaan.
Gadis itu hanya bisa menghela napas panjang. Rambutnya yang terurai kini nampak kusut berantakan. Dari balkon dalam kamar, ia bercerita pada rembulan. Kapan semua ini akan berakhir, Tuhan?