"Sialan!" umpat lelaki itu terus mengumpat dengan kata- kata kasar. Manik lelaki itu pun menatap kian nyalang pada kaca jendela di depan. Tangannya mengepal erat seakan menahan emosi yang kian membara. Lelaki itu sungguh terbakar api amarah.
Napasnya kian memburu. Mulutnya pun tertutup rapat seraya menggertakkan gigi dalam mulut.
Pyar!
Kaca di depannya telah pecah. Semburat darah merah telah mengotori ruangan. Tangan lelaki itu juga berdarah. Sungguh apapun yang lelaki itu pikirkan pasti menyakiti hatinya yang paling dalam.
Dialah Bima. Seorang wakil ketua sebuah geng besar di ibukota. Oh, atau lebih tepatnya "mantan" wakil ketua.
Perbuatan lelaki itu sungguh menjadi boomerang untuk dirinya. Entah sudah berapa lama. Namun itu benar- benar menggoyahkan kepercayaan seluruh teman- temannya.
Bima terus menatap dengan nyalang pada pantulan diri di sebuah kaca tak berbentuk di depannya. Entah apa yang dipikirkan lelaki itu sampai mengobrak abrik seluruh ruangan sampai kapal pecah.