"Tapi sepertinya cucuku juga tak menginginkan kehadiranku ini..."
Yumna menghambur memeluk pria tua itu. Seketika tangisnya meledak dengan sendirinya. Ia memeluk sekuat tenaga seolah sangat takut kehilangan. Dalam fikirnya ia hanya teringat Papah. Sosok yang ia percaya hanya ada satu di dunia ini. Dan lelaki lansia ini sudah ada di depannya. Bersamanya. Adalah orang yang papah janjikan sebagai orang yang pasti sayang padanya. dan itu benar. Hanya dengan pelukan ini, Yumna merasa tengah berada di tempat ternyaman dan teraman dalam hidupnya. "Kek... Yumna kangen kakek..." Lirih Yumna diikuti isakan tangis yang tak kunjung reda. Hatinya benar benar bergetar. Dan entah kenapa dari sekian banyak kesedihan yang ia alami. Kali ini, Yumna ingin meluapkan segala keluh kesahnya pada kakek. Ayah kedua baginya.