"Yaudah, Pak Udin tungguin di sini deh. Kalau neng mau pulang cepat." cetus Udin membuat Shena mulai bergeming.
"Shena bisa menghubungi Pak Udin kan?" jawab Shena dengan tatapan berbinar.
"Neng Shena punya ponsel kan?"
Dia mengangguk riang. Shena menyodorkan ponsel berwarna hitam itu ke pada Udin agar memasukan nomornya di sana.
"Shena gak tau siapa yang memberikannya." dia tertegun sebentar. "Mama kah? Atau papa?" timpalnya kembali.
"Bisa menggunakannya?"
Shena membisu. Lalu mengangguk pelan. "Bisa pak! Raya yang mengajari Shena." titah Shena lalu terdiam, tampak lusuh di seluruh wajahnya. "Kalau gitu. Shena masuk dulu ya pak?" celetuk Shena setelah Udin memberikan ponsel itu ke padanya.
Hari ini seharusnya Shena tak usah masuk ke kelas. Setelah apa yang terjadi ke padanya kemarin membuat jantung gadis itu berdetak setiap kali kakinya melangkah.