Pagi ini Tere sangat bahagia. Ia seperti menjadi kekasih Regan karena bisa menyuapi ketika cowok itu makan. Ia sangat senang karena hari ini juga ia bisa sedekat ini dengan Regan. Ditambah ia juga sudah mulai mengakrabkan diri dengan keluarga sang pujaan hati. Namun, yang susah itu mendekati Syifa. Perempuan itu seperti tak memperdulikan dirinya, bahkan gadis itu tak mengajak bicara padanya barang sekata pun.
Keempat orang dimeja makan itu memakan makanannya dengan khidmat tanpa ada diantara mereka yang mau berbicara.
"Assalaaaa ... mualaikum." Suara salam seseorang yang tadinya seperti lantang kini berubah menjadi pelan. Mereka semua menatap Aneska yang baru saja datang itu.