Regan mendengarkan dengan baik. Ia melirik Aneska sekilas, sepertinya sifat banyak bicara gadis itu sudah terlihat kembali. "Terus kenapa lo salah tingkah waktu ketemu sama dia terus pas digombalin juga? Apa lo udah suka sama Barrel?"
"Gimana nggak salting coba? Intinya gue malu ketemu dia waktu itu. Terus pas dia gombalin gue, gue emang baper sih kan gue juga nggak pernah digombalin sama cowok lain. Orang tiap harinya juga ngurusin lo, di deket lo terus. Siapa yang mau gombalin gue kalo gue sama lo terus?"
"Lah bukannya cowok di sekolah banyak yang suka sama lo ya, Nes? Banyak yang nembak lo juga tapi lo selalu nolak? Iya 'kan?" ujar Regan yang membuat Aneska sedikit tersentak karena terkejut. Darimana Regan mengetahui hal itu?
"Tau darimana?"
"Cikoo"
Aneska berdecak. "Ember banget sih mulut si Ciko?" kesal Aneska dengan mendengus kasar.
"Emangnya gue nggak boleh tau ya, Nes?" tanya Regan yang suaranya terdengar berbeda, berat dan serak.