Aku dan Taka menghabiskan waktu malam menuju pagi dengan hanya duduk diatas tepian sebuah gedung dekat persimpangan jalan menuju Harajuku. Mengamati hiruk pikuk manusia yang sibuk dengan rutinitas pagi dan berbagai tumpukan rasa lelah mereka yang masih mereka pikul sedari kemarin. Bedanya ada yang tetap bersyukur dan tersenyum menyambut hari baru, ada yang mengeluh.
Dalam benakku manusia itu hebat, mereka adalah makhluk menyedihkan yang kuat dan bisa menguatkan yang lain, ironisnya ada sebagian yang suka menjatuhkan yang lain.
"Tidak jauh berbeda dengan Owl dan Karasu kan?" lagi-lagi Taka membaca pikiranku. Menyebalkan.
Aku melirik Taka yang tampak malas-malas untuk beranjak bangun, ia memunggungi sinar matahari pagi yang hangat dan menyilaukan.
"Akh! aku benci cahaya menyilaukan ini!" dia menggerutu sambil mengibas-kibaskan celana bagian belakangnya. Meski aku yakin pakaian putih bersihnya tidak akan kotor oleh noda sebanyak apapun, apalagi ini hanya debu.