"Bagaimana?" Naoki bertanya padaku yang masih terus bertepuk tangan dengan wajah takjub.
"Kau luar biasa!" Aku menjawab jujur. Ya! dia sangat luarbiasa!! dari mana dia belajar menari?
"Kau mau mencobanya?" Dia menarik tanganku.
"Tidak terimakasih, ini akan sangat tidak nyaman bagiku."
"Okay, bagaimana kalau makan? Aku belum makan sejak pagi."
***
"Nenek yakin akan hal ini?" cucu perempuan Yamada-san tampak tidak setuju dengan apa yang akan neneknya lakukan.
"Ya! tentu saja."
"Baiklah kalau begitu." cucunya kembali fokus dengan layar komputer di hadapannya.
"Cari informasi mengenai Makoto-sensei, sedetail mungkin. Kalau bisa sesuatu yang bisa kita gunakan untuk menjadi kartu ASku."
Yamada-san menyesap teh hangatnya, Ia tak bisa membiarkan Makoto lebih lancang lagi padanya. Bagaimanapun juga dia adalah seseorang yang punya peranan kuat, ia tak boleh melemah di hadapan orang asing seperti Makoto walau Makoto adalah penyelamat Naoki sekalipun.