"Karena hari ini kau adalah kekasihku. Mau kah kau mendengar keluh kesah ku?" Naoki tiba-tiba memecah keheningan kami beberapa menit tadi.
"Tentu saja, aku disini untukmu."
"Aku kabur dari rumah sakit hari ini. Aku muak dan sudah tidak sanggup lagi menghadapi mereka." tangan Naoki yang menggenggam tanganku bergetar. Ia menyanggah kepalanya diatas pahanya, menyembunyikan wajahnya dariku, aku tahu dia mulai menangis.
"Apa yang terjadi?" aku mengeratkan genggaman tanganku padanya, Naoki mengangkat wajahnya dan menatapku. Air matanya masih terus jatuh.
"Mereka tidak sedikitpun menganggapku anggota keluarga, mereka semua! tidak! bahkan mereka tidak menganggapku sebagai manusia!"
Aku mengusap air matanya dengan tangan kiriku, pundaknya berguncang. "Aku merasa sudah tidak memiliki siapapun lagi, aku takut sekali. Baru saja aku pikir aku punya alasan untuk tetap hidup, lalu aku kehilangannya. Aku takut sekali!!"