Chereads / Introvert vs Ekstrovert / Chapter 7 - bagian 6 ruangan osis

Chapter 7 - bagian 6 ruangan osis

Selamat membaca.

.

.

Sarah dan Megan kalo ini duduk di salah satu kursi yang ada di ruangan osis. hanya mereka yang bukan anggota osis resmi, tapi sering berada di ruangan osis terutama di hari memungut sumbangan ke kelas kelas.

Anggota osis tidak ada yang mempermasalahkan kehadiran keduanya, terlebih lagi sang ketua tidak mempermasalahkan hal itu, malahan sangat senang dengan kehadiran Sarah dan Cs nya di ruangan itu, terutama saat rapat. karena saat rapat sarah sering kali memberikan pendapat kritis meski di selingi candaan receh khas Sarah. tapi justru candaan receh itu mampu mencairkan suasana tegang saat rapat menjadi lebih hangat. itu lah kenapa kehadiran Sarah di ruangan itu menjadi hal biasa, meski ada yang kurang senang, tapi mereka tidak bisa bertindak.

tapi tetap saja, malah yang paling julid adalah anak anak di luar anggota osis yang beranggapan bahwa Sarah hanya menggunakan anggota osis, saat ada anggota yang ingin membela Sarah, maka Sarah akan melarang. lalu keluar lah sebuah peraturan tidak tertulis di osis. tidak perlu menjelaskan ke kehebatan Sarah, 'biarkan mereka melakukan apa yang mereka suka, dan osis lakukan yang seharusnya saja'.

saat di tanya kenapa, jawaban Sarah hanya satu. 'ia tidak ingin di kenal karena pintar, karena ia akan merebut posisi para penjilat, seperti sekarang saja ia sudah cukup'

benar benar unik. seperti biasa, ciri khas Sarah.

hari ini, setelah memungut sumbangan dari kelas kelas yang ada di angkatan ke tiga, Sarah dan Megan duduk di kursi panjang bersama para anggota osis yang sedang menghitung uang.

"gue liat ya setiap kita mungut uang dari kelas 12 ipa4 sama ips 4 pasti yang nyumbang cuma sedikit!" seru Megan sambil menghitung uang. tangan nya tetap bergerak menghitung uang, mulai dari uang kertas hingga uang koin 100 rupiah pun di hitung Megan sangat cina sejati. benar benar perhitungan.

"jodoh kali!" kekeh Sarah menimpali.  Di sana ada banyak yang melakukan kegiatan yang sama, sekitar 6- 9 orang karena setiap angkatan uang akan di pungut oleh orang berbeda.

" 700, di tambah satu dua tiga...  Ditambah 72 ribu" Megan terlihat menghitung uang tukaran 2 ribu yang menumpuk. "jadi total nya tujuh ratus tujuh puluh dua ribu delapan ratus (Rp.772.800-,). siapa ni masukin duit receh 3 ratus Logam!" kesal Megan melihat angka yang di hitung nya tidak genap.

"ngak apa apa kak, aku masukin ke data ya!"sang bendahara osis menenangkan kakak kelas nya yang sudah biasa mengamuk saat menghitung uang tidak genap.

"nih 7.200 pas kan uang nya jadi 780.000." Sarah menaruh uang untuk mencukupi jumblah uang yang di hitung Megan, lalu Megan tertawa mendapati jumlah pas pada hitungnya. "Oh ya mana Joe?" tanya Sarah menoleh pada pintu. seharusnya ada di ruangan itu juga.

"ambil bekal kayak nya. Dia kan janji bawa nuget sosis sama sandwich!"  jelas Megan mengeluarkan ponsel nya.

"Sarah, Megan kita makan di mana?" tanya Joe yang datang bersama sebuah kotak bekal bermerek yang cukup besar namun tidak berlebihan.

"kita ke_" Megan yang hendak bicara di kalah kan dengan kegesitan Sarah merampas kotak bekal Joe. "ehhh... apa apaan Sarah!" teriak Megan tak Terima Sarah merampas kotak bekal Joe. sedangkan Joe hanya melongo tak merespon.

"kalian kantin aja gue mau ngelanjuti aksi ngejar babag kira, nih duit nya gue ganti rugi!" sarah menyerahkan uang tukar merah kepada Joe lalu melesat menuju lantai 5 dan menaiki tangga terakhir menuju rotoof.

"belum datang ya?" Sarah memilih duduk membelakangi pintu karena memang posisi kursi membelakangi pintu.

Ia tersenyum sedikit, menatap betapa indahnya pemandangan sekolah yang di huni manusia muda yang menikmati masa  yang memang sudah seharusnya, dan ia beruntung bisa menikmati masa itu meski tak lama.

Tangan sarah terulur menyentuh pipi nya yang basah, ia tak ingin mengakhiri semua perjalanan menyenangkan yang baru saja di nikmati nya 2 tahun belakangan, namun ia tak punya pilihan ini semua hanya lah perjanjian yang di buat.

"apa yang kau lakukan di sini?" Sebuah suara yang amat di kenal dan di tunggu nya sejak tadi akhir nya datang, dengan sekali usap air mata nya sirna berganti kan wajah full smile.

"eh kira!" Sarah cengengesan menggeser duduk nya untuk memberi ruang kepada Akira.

"duduk!" Sarah menepuk sebelah nya.

"tidak terimakasih saya kekelas aja!" sahut Akira berbalik hendak pergi.

"cuma duduk doang, kalo kamu duduk aku ngak bakal ke apartemen kamu minggu ini sampe 2 minggu kedepan janji!" Sarah mengeluarkan kelingking ya mencoba meyakinkan kan Akira.

Senyum Sarah melebar saat melihat Akira berbalik dan melangkah kearah nya.

"aku janji ngak bakal macem macem sama kamu kok! Dan janji ngak akan ke apartemen kamu 2 minggu ini!" Sarah tersenyum senang  melihat Akira duduk di sebelah nya memangku kotak bekal berwarna maron.

"hah.. Itu rusun, bukan apartemen!"  lirih Akira menyandar pada sandaran kursi. Sebenarnya ia juga malas kekelas dan setidak nya gadis aneh di sebelah nya berjanji untuk tidak melakukan hal aneh itu sudah cukup bagi nya tetap di di rotoof untuk makan siang.

"aku juga ada bekal!" seru Sarah mengambil bekal yang ada di arah yang berlawanan dengan kira yang duduk di sebelah kiri.

"aku ngak liat kamu bawa tu bekal!" komentar Akira untuk pertama kali nya, dan si kira justru menyesali mulut nya yang asal bicara.

"Joe yang bawa, lo juga gue ngak liat bawa!" balas sarah dengan tatapan menyelidiki.  " jangan jangan dari fans lo ya? Siapa saingan gue?" tanya Sarah mentap tajam kearah Akira mengintimidasi pria pemalu itu.

"it-itu..  Aku masukan dalam tas... Lagian kamu kira ini novel dimana cowok pendiam banyak yang ngejar!" Akira membela diri nya.

"yaudah ayo makan bersama!  Itta-dakkimasu..."Sarah membuka kotak bekal dan terpampang nuget dan sosis goreng di sebelah nya ada beberapa potong sandwich kemudian ada beberapa potong apel dan strobery. Ada tomat mentah segar yang di potong potong juga disana itu faforit Sarah. Semua nya terletak di tempat masing masing terstruktur dan rapi karena ada 6 blok di dalam kotak bekal ini sehingga makanan yang satu dengan yang lain tidak tercampur.

"kenapa tidak makan? Mau?" Sarah menyodorkan sosis goreng ke dekat Akira namun di tolak halus dengan geleng.

"aku belum lap_"

Kyukk..

Bunyi perut kira seolah mendukung Sarah, Akira terlihat malu dengan wajah merah padam. dalam hatinya, Akira berkata 'benar benar memalukan!'-

.

.

.

TBC