Chereads / SILVER TIME / Chapter 8 - Mencari Kerja

Chapter 8 - Mencari Kerja

Esok harinya ... saat aku terbangun ... aku membuka mataku dan segera meraih ponsel yang ada di dekat bantalku.

Ada pesan dari Lidya tapi, yang membuatku penasaran adalah pesan WA yang di bawah pesannya Lidya. Febri menjawabnya ....

"Iya, tidak apa-apa. Aku juga senang bisa bertemu denganmu. Terima kasih, kehadiranmu membuatku bersemangat bahkan saat aku chattingan denganmu, aku senang sekali."

Sungguh jawaban yang melegakan. Aku pikir Febri akan marah padaku saat aku mengatakan seperti ini.

Dia menjawabnya tengah malam.

Eh!? Saat aku online sepagi ini ... Febri tiba-tiba online.

"Oh, ya, aku lupa mengatakan satu hal." Kata Febri yang menambahkan pesannya.

Aku langsung menjawabnya cepat, "Apa?" tanyaku dalam diam.

"Semoga kamu mendapatkan orang yang tepat untuk menjadi pendamping hidupmu."

Jawabnya sambil menambahkan emoticon smile dan bersyukur, aku tersenyum tipis saat membaca ini.

"Iya, terima kasih ya. Semoga Febri juga mendapatkan orang yang tepat."

"Aamiin." Dia menjawabnya tepat sambil memasang emot tangan yang sedang menengadah tanda memanjatkan doa.

"Ya sudah, aku pergi bekerja dulu." Pesan Febri yang tampaknya serius, dia bekerja se-pagi ini. Dia sangat disiplin, mungkin dia juga bisa dibilang cowok idaman para.

"Iya, hati-hati di jalan." Jawabku dengan senyuman tipis.

Dia segera offline.

Ah~ harusnya aku menyemangatinya tadi.

Akhirnya, aku beranjak dari tempat tidurku kemudian mandi dan membersihkan tubuhku. Aku hari ini sengaja tidak bangun tidur di waktu subuh karena sedang haid/halangan.

Ibuku di dapur menyiapkan sarapan, sementara aku segera mencuci baju kotor yang menumpuk.

Ayahku sudah bekerja ke sawah sejak matahari terbit tadi (waktu sehabis subuh). Mungkin nanti jam 9 ayah akan pulang. Karena jam sembilan pagi kabarnya ayah akan melayat, mengantarkan jenazahnya pak Miran.

Ibu usai masak, dia masih membuat kue untuk dijual di SMA Negeri 2 Lumajang. Namun, Ibu kali ini menitipkannya pada mas-mas TU yang bekerja di sana.

Kue itu adalah roti dengan harga seribu rupiah saja.

Setelah membuat kue, ibu melayat ke rumah pak Miran dengan membawa beras, mie, dan gula sambil menunggu ayah tiba.

....

Aku masih mencuci baju ....

Memerasnya dengan kuat, dan menjemurnya di depan rumah. Berharap semoga hari ini tidak turun hujan. Hari ini cuacanya memang bagus, matahari bersinar cerah. Tapi, bulan April ini masih termasuk musim hujan dan tidak bisa diremehkan, hujan dapat turun tiba-tiba.

Beberapa jam kemudian, ayah datang ... sambil membawa sekantong jagung yang dibonceng di sepeda motornya dan dia segera cuci tangan dan kaki di keran kecil yang tersedia di depan rumah. Lalu, ganti baju dan akan melayat ke rumah almarhum pak Miran bersama ibu.

Ibu sudah siap dan duduk ruang tengah, dia hanya menunggu ayah untuk bersiap-siap dan ganti baju. Sesudah ganti baju, mereka berpamitan padaku dan aku juga mencium kedua punggung tangan mereka berdua.

Ibu mengelus rambutku dan berpesan, "Nduk ... jagalah rumah ya." Dia mengatakannya dengan ucapan lembutnya.

"Iya, bu." Jawabku dengan lembut juga.

....

Aku memang tidak punya pekerjaan apa pun.

Tapi, ketika menjaga rumah ... aku tidak bermalas-malasan, aku juga membersihkan rumah, menyapu lantai, mengepel, dan mengelap beberapa perabotan rumah ketika ayah dan ibu tidak ada.

Agar rumah ini tetap selalu bersih.

Sesudah mengerjakan pekerjaan rumah, aku sarapan.

Kami memang jarang makan bersama karena setelah sholat subuh, ayah selalu pergi ke sawah atau ladang lalu pulang jam 10 pagi. Sementara ibu selalu bangun pagi dan membuat kue.

Selama aku sekolah, ibuku punya pekerjaan lain selain menjual kue (yah~ sepertinya begitu) namun, dia tidak pernah menceritakannya. Sedangkan ayah yang pulang dari ladang biasanya mengantarkan kue ibu ke SMA Negeri 2 Lumajang.

Kali ini, di saat mereka tidak ada ... dan saat aku sarapan di depan televisi ... mas-mas TU itu datang ke rumahku mengambil kue buatan Ibu, aku segera memberikannya. Dia berpakaian serba rapi dan terlihat seperti seorang guru (padahal hanya pegawai TU).

Akhirnya ... aku sendirian lagi di rumah.

Aku segera mencuci piringku begitu selesai makan, dan bersantai sejenak.

Rumah ini sangat sepi saat aku sendirian ....

Aku menghabiskan waktuku dengan bermain ponsel ....

Tidak ada yang bisa aku lakukan lagi.

Aku ingin bekerja tapi, di mana?

Rata-rata teman-temanku sudah bekerja di toko. Namun, mereka sering mengeluh kalau bekerja di toko itu berat dan harus kuat mental apalagi menghadapi para senior dan juragannya yang ketus atau tidak cocokkan.

"...." aku jadi enggan untuk bekerja saat aku mendengar cerita yang terbilang horror ini.

*Yah~ gak horror sih, gimana ya cringe aja, nakut-nakutin gitu.

Ada temanku yang membuka bisnis online atau yang bisa dikenal dengan online shop. Dia jual berbagai produk pakaian jadi seperti gamis, tunik, atasan wanita ... tapi, dia sebenarnya laki-laki. Namun, bisnis online yang digelutinya itu sukses dan dia sedang mencari reseller untuk dijadikan rekan bisnisnya.

Hmm ... aku tertarik tapi, aku takut apa yang nantinya aku dagangkan tidak laku.

Aku melihat status WA Febri juga, dia bekerja di Deller Motor. Aku ingin coba bertanya, 'Apa di sana membutuhkan karyawan wanita?' tapi, aku mengurungkan niatku untuk bertanya ....

Tampaknya bekerja itu susah juga ya, lalu ... beberapa saat kemudian ... mbak Alisa mengirimi aku info lowongan pekerjaan yang ada di kantor pos.

Mbak Alisa sekarang sudah sibuk mengajar di SD Dawuhan. Dia masih sukwan baru 3 bulan yang lalu, dan dia mendapatkan infonya dari kantor pos ini. Dia menceritakannya padaku.

Aku segera menjawabnya, "Terima kasih, mbak."

Dia langsung menjawabnya juga, "Sama-sama, dek."

Aku membukanya satu per satu dan mencari ... kira-kira apa ya pekerjaan yang tepat untukku?

"...." Aku selama ini pintar mengerjakan pelajaran tapi, aku tidak punya keahlian apa pun.

Aku suka matematika, tapi aku belum pernah memiliki pengalaman kerja dibidang matematika.

Pasti, di antara banyak foto lowongan kerja yang di share mbak Alisa ini ada yang cocok denganku.

Apa aku harus menjadi guru ya? Hmm ... tapi, aku orangnya tidak percaya diri dan tidak punya pengalaman mengajar.

Scroll scroll scroll

Dan ... Sst!! Masalahnya aku juga kuliah, jadi harus mencari pekerjaan paruh waktu.

Lalu, aku menemukan pekerjaan yang sekiranya pas denganku.

'Dibutuhkan kasir di kedai xxx diutamakan wanita, jujur, cekatan, usia maksimal 27 tahun. Bisa mengaplikasikan microsoft excel, ramah, dan amanah. Paruh waktu. Lamaran bisa dikirim ke alamat xxxx'

*Sensor!!

"Wah~ sepertinya cocok nih!" itu pikirku, tempatnya lumayan dekat dan paruh waktu.

Baiklah, ketimbang aku nganggur ... aku coba saja melamar di sini kali aja diterima.

Tapi, persyaratannya ... harus membuat surat lamaran, daftar riwayat hidup, fotokopi KTP, dan ... lain sebagainya (yang tertera di situ).

Nah, sekarang ... bagaimana caranya membuat surat lamarannya, ya? ('-' )

....

*To be Continued*