Keesokan harinya, langit cerah seperti biasa ....
Kini aku sudah terbiasa bangun pagi, aku juga mendengar suara adzan subuh yang berkumandang. Di sebelah kanan kiriku, Ana dan Lidya masih tertidur dengan nyenyaknya. Aku bermasuk bangun dengan beranjak dari tempat tidurku dan menghirup udara segar, berjalan keluar menuju halaman rumah.
Rupanya ada yang sudah bangun sebelum aku, dia ada di ruang depan sambil menscroll-scroll layar ponselnya, rupanya Shiren ada di sana. Dia orang yang memegang kunci rumah ini, dia memang tidak tampak ramah tapi, aku bermaksud keluar untuk mencari segarnya udara di sana.
Ku pandang langit dengan warna biru agak gelap dengan beberapa bintang yang tersisa di pagi hari. Cahaya bulan pun meredup dan dari ufuk timur mulai muncul warna oranye yang hadir dari permukaan.
"...."
Fajar!!
Kulihat jalan sekelilingku dari balik gerbang, masih sepi. Tidak ada hal yang menarik di pagi hari selain melihat indahnya matahari terbit.