"Eh Lidya sudah lama tidak ke sini," ibuku menyapa kami berdua (Lidya dan aku) yang baru tiba di depan rumah. Lidya yang sudah mematikan motornya segera bersalaman pada ibuku.
Ibuku menjabat tangan Lidya dengan memasang senyum lembutnya, dan Lidya juga mengucapkan salam pada ibuku. Tapi, di perkataan berikutnya ibu melontarkan pertanyaan yang terdengar aneh padaku, "Tumben kamu gak pulang bersama Raka?"
Deg!! Tentu saja, seketika pertanyaannya itu membuat aku dan Lidya saling pandang dengan tatapan keheranan.
". . . ."
Lidya tidak mungkin tidak mengulasnya. Dia hendak membuka mulutnya dan bertanya padaku tapi, dia segera menoleh ke ibuku lalu, "Oh ya sudah bu, saya mau pamit pulang dulu."
"Oh iya, iya." Ibuku segera menjawab Lidya yang berpamitan.
Mereka mengakhiri jabatan tangan yang bersalaman itu.
"Oh ya, hati-hati beb." Aku menyambut kepulangannya, rumahnya kan jauh di pasirian. Dia adalah wanita yang kuat yang pulang pergi naik motor sendirian yang melaju dengan cepat.