Kami yang siang itu sedang memasak rupanya tidak terasa hari pun sudah sore, dan terdengar suara peringatan adzan berkumandang di musholla depan tempat tinggal kami di sana.
Waktu memang cepat berlalu, beberapa cewek pun mulai terbangun dari tidurnya.
"Hmm~" Lidya yang terbangun dari tidurnya dengan mata yang begitu sipitnya pun bergumam di depanku, dia menghampiriku di dapur yang sedang bersama teman-teman ini.
"Sudah bangun?" tanyaku pada Lidya yang masih lesu.
"Sudah," jawabnya dengan nada malasnya, pandangannya kini tertuju pada adonan perkedel jagung yang digoreng dengan ukuran sesendok besar di wajan. Ya, bau dari perkedel itu cukup tajam tercium di hidungnya.
"Ah~ kalian kenapa masak tidak aja-ajak aku!" ucap Lidya yang kemudian mengubah ekspresinya dengan sedikit agak murung sambil mengerutkan dahinya.
"Ehehehehe~" Greciella yang fokus menggoreng perkedel jagung itu hanya tertawa kecil menanggapinya.