Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

LEGENDA TAHTA ABADI

🇮🇩Apriadi_Heru_9666
--
chs / week
--
NOT RATINGS
11.6k
Views
Synopsis
Alfa seorang pemuda yang kehilangan ingatan dibesarkan di Klan Mejeti di Dimensi Hi Lang dimana hukum rimba diterapkan yang kuat memangsa yang lemah, yang kuat adalah raja yang lemah adalah budak. Bre Wok orang tua angkatnya telah kehilangan kekuatannya demi melindungi Klan Mejeti dari serangan Klan lainnya yang dalam pertempuran tersebut Bre Wok mengalami luka dalam mengakibatkan Bre Wok kehilangan kemampuan tempurnya secara permanen, sejak itu Bre Wok menjadi Legenda Klan Mejeti. Akan tetapi legenda hanyalah legenda, Hati orang bisa berubah. Hari berlalu, bulan berganti dan Tahun-pun berubah, kehormatan seorang legenda berubah menjadi pesakitan, dalam hatinya Alfa telah bersumpah untuk menjadi kuat supaya ia dapat mengembalikan kehormatan orang tua angkatnya dan membalaskan penghinaan yang telah diterimanya. Di Klan Mejeti dan dalam Dimensi Hi Lang kehormatan di dapat bersama kekuatan, dapatkah Alfa memperoleh kekuatan dan mengembalikan kehormatan orang tuanya?
VIEW MORE

Chapter 1 - Gurun Kematian

Di suatu tempat di sudut Galaksi Bimasakti terdapat sebuah planet yang memiliki kehidupan selayaknya Planet Bumi, planet yang dihuni oleh bangsa manusia. Planet tersebut bernama Planet Valkier, Planet Valkier memiliki luas 1000 kali lipat apabila dibandingkan dengan Planet Bumi. Pada bagian timur Planet Valkier terdapat sebuah benua seluasnya Planet Bumi kita. Benua tersebut oleh penduduk setempat dikenal dengan nama Benua Rikua, dibagian timur Benua Rikua terdapat sebuah gurun yang oleh penduduk Benua Rikua diberi nama Gurun Kematian. Gurun Kematian adalah wilayah terlarang yakni wilayah yang tidak boleh dimasuki oleh siapapun juga kecuali seseorang telah mendapatkan ijin khusus dari Kaisar Ku Mies kaisar besar yang menguasai Benua Rikua.

Gurun Kematian memiliki mitos dan legenda sendiri untuk mendapatkan reputasinya sehingga penduduk Benua Rikua memberikan nama Gurun Kematian kepadanya. Konon menurut kisah dan mitos yang telah ada selama ribuan tahun bagi siapapun yang memasuki Gurun Kematian akan hilang selamanya. Apakah orang yang telah memasuki Gurun Kematian masih hidup ataukah sudah meninggal? tidak ada seorangpun yang mengetahuinya karena sampai dengan sekarang ini ketika seseorang memasuki Gurun Kematian maka orang tersebut tidak akan pernah kembali hidup - hidup.

Malam ini tepat ketika rembulan mendaki di atas Gurun Kematian rembulan seakan menunjukkan salah satu sisi keindahan Gurun Kematian, langit bertabur bintang dan binatang malam seperti sedang bermain petak umpet dengan pemburunya menambah suasana hidup di malam itu.

"Blar," Tiba - tiba, kilat membelah langit malam diikuti suara petir yang menggelegar membuat semua mahluk yang hidup di Gurun Kematian dihinggapi rasa takut di dasar hatinya.

Dalam waktu singkat cuaca yang cerah berganti menjadi hujan badai, kilat dan petir bersahutan membelah udara malam yang seketika berubah sedingin es.

Perubahan yang begitu tiba - tiba ini ternyata tidak hanya terjadi di Gurun Kematian saja, badai telah melanda seluruh Benua Rikua, penduduk memilih untuk segera berlindung di dalam rumahnya masing - masing berkumpul dengan keluarga tersayangnya.

"Aauuu," Tiba - tiba, lolongan serigala terdengar di antara ledakan petir yang menghiasi badai.

Di Desa Batu yang berbatasan langsung dengan Gurun Kematian, sama seperti di tempat lain semua penduduknya memilih bersembunyi dan meringkuk dalam selimutnya masing - masing untuk mengusir rasa dingin yang dibawa oleh badai yang tiba - tiba datang tersebut.

"Drrrtt," Tanah secara aneh perlahan mulai bergetar, pada awalnya getaran yang dirasakan oleh penduduk Desa Batu sangat kecil sehingga cenderung diabaikan akan tetapi semakin lama tanah bergetaran semakin keras sehingga getarannya mampu memecahkan semua kaca jendela rumah yang ada di Desa Batu.

"Grrr~~~" Suara geraman bergerak cepat bersama segerombolan bayangan raksasa yang bergerak secepat badai melintasi jalan Desa Batu yang sepi.

Kecepatan gerombolan bayangan itu melintas begitu tinggi, angin yang ditimbulkan dari gerombolan bayangan tersebut memporak - porandakan setiap bangunan yang dilalui, jeritan ketakutan dan tangis panik dari penduduk Desa Batu terdengar bersahutan. Dalam sekejap mata segerombolan bayangan itu telah menghilang ke arah Gurun Kematian.

"Ya Tuhan! Apakah akan terjadi suatu peristiwa yang mengerikan pada kami? Tuhan, tolong lindungilah kami semua." Doa salah seorang penduduk tidak bisa menyembunyikan ketakutannya, tubuhnya menggigil dan kakinya terasa lunglai dengan segenap tenaga dipeluknya anak dan istrinya kemudian menyuruhnya bergegas masuk kedalam rumahnya yang telah hancur terkena angin badai dari gerombolan bayangan yang melintas.

Dengan kondisi cuaca yang dilanda badai semua binatang buas penghuni Gurun Kematianpun tidak ada satupun yang keluar berburu semuanya bersembunyi. Insting mereka mengatakan bahwa bahaya sedang bergerak menuju Gurun Kematian.

Tepat di tengah – tengah Gurun Kematian terdapat hamparan bebatuan yang begitu luas, masing - masing batu memiliki ketinggian sekitar 10 sampai dengan 25 meter. Batu - batu ini telah ada selama ribuan tahun dan dengan sombongnya telah melawan panas dan dinginnya cuaca di Gurun Kematian. Saat malam tiba hamparan bebatuan ini menjadi daerah terbaik bagi mahluk penghuni Gurun Kematian untuk berburu dan mencari makanan.

Di antara pilar bebatuan tersebut sekelompok mahluk sedang mengendap – endap, bulunya yang berwarna hitam berkamuflase secara sempurna dengan gelapnya malam sehingga keberadaannya secara kasat mata tidak terlihat dan terdeteksi, kamuflase sempurna ini memberikan kesan seakan – akan keberadaan mahluk tersebut tidak pernah ada disana, hanya ratusan pasang mata berwarna merah darah yang memancarkan aura binatang buas penuh nafsu membunuh yang menandakan keberadaan mereka.

Aura binatang buas haus darah yang terpancar dari tubuh ratusan mahluk tersebut telah menindas semua mahluk dan binatang yang hidup di Gurun Kematian, terlebih ketika masing - masing mahluk tersebut membuka kedua matanya yang terpejam memperlihatkan sepasang mata berwarna merah darah yang dapat menyerang dan membekukan jiwa sehingga menimbulkan ketakutan bagi siapapun yang melihatnya.

Sekilas ketika kilat menyambar bayangan samar dari gerombolan mahluk menyeramkan terlihat lebih jelas, semua mahluk itu mirip dengan serigala akan tetapi ukuran tubuhnya sepuluh kali lebih besar dari serigala yang ada di Bumi, pada ekornya tumbuh tiga buah pisau tulang pipih yang yang memiliki ketajaman melebihi sebilah belati, cakarnya sepanjang dua puluh lima centimeter dapat mengoyak semua mangsanya menjadi daging cincang, kemudian dari segi kekuatan, kecepatan dan daya tahan (vitalitas) dari serigala ini setara dengan seratus orang manusia. Dengan kondisi yang demikian serigala - serigala ini hampir mustahil untuk dibunuh oleh manusia biasa.

Serigala ini memiliki bentuk dan kekuatan seperti itu karena serigala - serigala ini telah diubah dengan mantra perubahan oleh seorang penyihir tingkat tinggi, selanjutnya serigala - serigala ini dipelihara dan dibesarkan kemudian dipergunakan sebagai pasukan penjaga pribadi dari penyihir tersebut.

Serigala ini disebut Serigala Iblis Hitam oleh tuannya, masing - masing dari serigala ini memiliki tingkat kecerdasan yang melebihi manusia biasa, mereka hidup berkelompok. Dalam satu kelompok terdiri dari seratusan ekor Serigala Iblis Hitam, mereka sangat terorganisir, mereka juga sangat ahli berburu dan melacak mangsanya tidak pernah ada satupun mangsa yang berhasil lepas begitu mangsa tersebut di buru oleh mereka, dengan semua kemampuan itu Serigala Iblis Hitam adalah senjata mematikan yang dapat membunuh sebagian besar ahli beladiri di Benua Rikua.

Seekor Serigala Iblis Hitam yang ahli dibidang pelacakan mengendus udara dan menghirupnya dengan rakus kemudian ia tiba – tiba melolong dengan keras membuat sehingga membuat udara bergetar lalu ia melepaskan energi kegelapan miliknya, menembakannya ke atas langit hingga awan di atasnya terpencar. Secara menakjubkan di atas langit sepasang mata raksasa berwarna merah darah perlahan terbentuk. Begitu sepasang mata ini terbentuk secara sempurna mata ini bisa mengawasi dan melihat segala sesuatunya dalam jarak 100 km dengan sangat teliti inci demi inci sehingga begitu target di tetapkan maka target itupun tidak akan dapat bersembunyi lagi dari penglihatannya.

Dengan gerakan berputar satu lingkaran penuh mata merah darah di atas langit itupun menyapu semua sudut Gurun Kematian. Dalam jarak lima puluh kilometer mata itu melihat gerakan yang mencurigakan kemudian mata merah darah langsung mengunci pada pemilik gerakan tersebut dan mengirimkan apa yang dilihatnya ke Serigala Iblis Hitam yang melepas teknik mantra tadi.

Rupanya ia adalah pemimpin dari gerombolan Serigala Iblis Hitam ini, begitu ia melolong memberikan perintah maka serentak seluruh gerombolan Serigala Iblis Hitam mengikutinya ketika ia meloncat dan menghilang dalam pekatnya badai.

Pada saat yang bersamaan, disebelah timur di perbatasan masuk Gurun Kematian segerombolan Serigala Iblis Hitam bergerak cepat mengejar sesosok bayangan yang berlari dengan kecepatan tinggi tak ubahnya di terbang di udara. Firasat dari sesosok bayangan yang dikejar oleh gerombolan Serigala Iblis Hitam itu mengatakan ada bahaya yang mendekati dari arah depannya.

"Teknik Mata Dewa" Rafalnya kemudian dia melihat kearah langit dikejauhan.

Begitu teknik beladiri Mata Dewa di aktifkan segala sesuatu dalam radius 1000 kilometer terlihat jelas olehnya dan terekam secara rinci seperti peta dikepalanya. Dengan sangat jelas dia melihat sepasang mata berwarna merah darah melayang di atas langit Gurun Kematian, dia juga melihat seratusan Serigala Iblis Hitam dalam jarak sekitar 25 km yang sedang berlari kearahnya kemudian dia juga melihat seratusan Serigala Iblis Hitam yang berlari dibelakangnya mencoba menyusulnya.

Kedua alis matanya menyipit dan gerakannya tiba tiba bertambah cepat, ia dengan ringan melesat berlari cepat menuju tebing bebatuan didepannya dan dengan lincahnya ia melompat di antara bebatuan besar yang terhampar sepanjang Gurun Kematian tersebut, setiap kali dia melompat gerakannya meninggalkan jejak yang terlihat begitu nyata sehingga sangat sulit membedakannya dengan fisik aslinya.

Satu kilometer di belakangnya segerombolan Serigala Iblis Hitam tidak kalah cepatnya mencoba mengejar bayangan itu, seekor Serigala Iblis HItam yang berada paling depan tiba – tiba mendapatkan telepati dari pemimpin Serigala Iblis Hitam pemilik sepasang mata merah darah di atas langit Gurun Kematian, setelah berkomunikasi secara telepati kemudian gerombolan Serigala Iblis Hitam yang mengejar dibelakang bayangan itu mempercepat gerakannya pengejarannya.