"Pak, Ali terpaksa harus kesini karena...." belum sempat selesai bicara, Ali sudah kena tamparan keras dari Malik.
"Kamu tidak mendengar apa kata saya, ya?! kamu itu tidak boleh datang kesini meskipun ada urusan mendadak, mengerti?!" bentak Malik.
"Tapi pak, saya ada urusan penting datang kesini. Saya sudah bicara dengan ibu, kini dengan bapak," ujar Ali dengan sabar.
"Saya ingin bertanya sama kamu, siapa yang mengantarkan kamu ke ruangan ini?" tanya Malik.
"Tadi itu pak Yusuf yang mengantarkan saya kesini," jawab Ali
"Apa? Yusuf yang mengantarkan kamu kesini?" tanya terkejut Malik.
"Iya," jawab singkat Ali.
Malik pun kembali duduk di kursi kerjanya. Ia melamun dan memikirkan sesuatu. Ali kembali merasa ada hal yang aneh, sudah terdapat dua tamparan di wajahnya. Dan itu diberikan oleh orang yang telah membesarkannya.
"Gawat! Yusuf sudah melihat keberadaannya Ali, bisa-bisa terbongkar mengenai peristiwa sembilan tahun yang lalu. Aku harus mengasingkan Ali lagi dari warga sekitar," batin Malik.
Ali terus menatapi Malik dari depan pintu. Tak lama, Malik beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Ali yang sedang berdiri.
"Sekarang, kamu keluar dari ruangan ini dan pulang! nanti sore, saya akan pulang kerumah dan membahas masalah dengan kamu. Apakah kamu mengerti?" ucap Malik.
"Ya sudah kalau begitu, saya permisi. Assalamualaikum," Ali keluar dari dalam ruang Malik dan berjalan menuju mobilnya.
Setelah itu ia masuk kedalam mobil dan langsung melajukan kecepatan mobilnya menuju rumah. Ali terus berpikir dengan tindakan yang dilakukan oleh Mira dan Malik. Mereka melakukan hal yang sama saat Ali membuat sedikit kesalahan.
"Apakah memang Aku Aarav Alkatiri? kenapa orang tuaku begitu mengasingkan ku dari orang-orang penting seperti prajurit atau semacamnya?" pikir Ali yang membuatnya tidak fokus menyetir.
***
Tiga puluh menit kemudian...
Ali memasuki Komplek Ligamas Indah, yakni komplek tempatnya tinggal. Oh ya, just info nih. Tadi sebelum ke markas marinir, Ali mampir dulu ke Roti bakar 88 Ampera jadi dia lewati Transmart Cilandak.
Baru memasuki komplek nya, tiba-tiba satu mobil hitam menyalipnya dari belakang dan berhenti tepat didepan mobil Ali.
Sontak saja, Ali langsung menghentikan mobilnya secara mendadak agar tidak terjadi kecelakaan.
Orang dari dalam mobil tersebut turun dan berjalan kearah mobil Ali. Terlihat, yang turun adalah seorang wanita dewasa yang mengenakan denim long skirt plus kemeja, serta memakai kacamata hitam.
Wanita dewasa tersebut berjalan kearah mobil Ali. Tetapi Ali tetap memilih untuk didalam mobil dan diam.
Di belakang wanita dewasa terdapat orang-orang berbadan besar, seperti bodyguard nya. Salah satu bodyguard wanita tersebut berjalan lebih dulu dan menyuruh Ali untuk turun dari mobilnya sembari mengetuk-ngetuk jendela mobil.
Ali tetap tidak peduli dengan mereka, ia tetap didalam mobilnya dan memutuskan untuk berpura-pura main ponsel agar mereka tidak menganggu. Tapi bodyguard bawaan wanita tersebut, terus memaksa Ali untuk turun.
"Hey! exit! Get out of the car, now! (Hei! keluar! Keluar dari mobil, sekarang!)," teriak bodyguard tersebut.
Akhirnya Ali membuka pintu mobil lalu turun dari mobilnya, menemui bodyguard serta wanita yang berdiri didekat bodyguard tersebut.
"Why? why looking for me I have no business with you (Mengapa? mengapa mencari saya, saya tidak ada urusan dengan kamu)," ujar Ali dengan santainya.
Wanita tersebut melepas kacamatanya lalu mendekati Ali. Sepontan! wanita tersebut memeluk Ali dengan sangat erat sembari meneteskan air matanya.
"I am your mother, son (Aku ibumu, nak)," ujar Cainwen (ibu kandung Aarav Alkatiri).
Ali langsung melepas pelukan itu secara paksa karena mendengar ucapan Cainwen.
"What? I am not your son! I am Ali Brahnowo not Aarav Alkatiri! (Apa? Aku bukan anakmu! Saya Ali Brahnowo bukan Aarav Alkatiri!)," bantah Ali.
"Son, you are my son. You're having amnesia! (Nak, kamu adalah anakku. kamu mengalami amnesia!)," ucap Cainwen.
"Once again I tell you! I am Ali Brahnowo not Aarav Alkatiri, understand? (Sekali lagi saya beritahu Anda! Saya Ali Brahnowo bukan Aarav Alkatiri, mengerti?)," bantah Ali sembari berjalan masuk kedalam mobilnya.
"You are my son! (Kamu adalah anakku!)" teriak Cainwen.
Ali pun berhenti dan membalikkan badannya. Ia menatap Cainwen dengan tatapan sinis.
"Do not dream! I am not your son. And you also look young (Jangan mimpi! Aku bukan anakmu Dan kamu juga terlihat muda)," ujar Ali.
Setelah itu Ali berjalan memasuki mobilnya. Cainwen tidak menjawab ucapan Ali, tapi...
"Black Wolf! catch him and get him in the car (Serigala hitam! tangkap dia dan bawa dia ke dalam mobil)," perintah Cainwen.
Bodyguard yang menemani Cainwen mengikuti perkataan Cainwen. Mereka menghampiri Ali lalu memegangi kedua tangannya dan menarik Ali menuju dalam mobil Cainwen.
"Get off me! (Lepaskan aku!)," ucap Ali sembari berusaha melepaskan diri.
Ali pun menginjak salah satu kaki bodyguard tersebut lalu ia menonjok bodyguard yang memegangi tangan kirinya dengan kencang.
Setelah itu Ali menatap bodyguard yang berhasil ia kalahkan.
"Do not bother me! (Jangan ganggu saya!)," ucap Ali.
Ali kembali berjalan memasuki mobilnya dan lagi-lagi ada bodyguard yang ingin menyerangnya tetapi Ali berhasil menangkis dan memukul orang yang menyerangnya.
Tetapi yang menyerangnya malah semakin banyak, meski begitu Ali mampu menghadapi mereka.
Terlihat Mikha memasuki komplek rumahnya dengan menggunakan motor ninja kesayangannya. Mikha melihat perkelahian antara Ali dengan orang-orang berbadan besar.
Sontak saja, Mikha turun dari mobilnya dan berniat untuk membantu Ali.
"Sialan!" ucap Mikha sembari berlari kearah Ali.
Dan saat satu bodyguard ingin memukul Ali dari belakang, Mikha datang dan langsung memukul orang tersebut.
Ali pun menghadap kebelakang dan menatap kearah Mikha. Ia terkejut saat melihat Mikha berada disampingnya.
"Mikha! kok kamu disini?! lebih baik kamu pergi karena ini tidak aman untukmu," ucap Ali.
"Tidak! aku ingin membantumu melawan orang-orang ini! kamu tidak boleh sendirian menghadapi orang-orang seperti ini!" jawab Mikha sembari menendang orang yang ingin menyerangnya.
"Tapi Mikha, ini bahaya untukmu," ujar Ali.
Mikha tidak menjawab ucapan Ali dan justru ia malah fokus melawan pasukan Cainwen. Dan Ali memutuskan untuk fokus melanjutkan pertarungannya dengan pasukan Cainwen.
Mikha dan Ali terus memukul dan malah mereka bekerjasama untuk mengalahkan orang berbadan besar tersebut.
Sampai akhirnya, pasukan Cainwen kalah dan tergeletak di tanah. Mikha pun berdiri didekat Ali dan tersenyum.
"Hmm... puasnya aku memukul mereka!" ujar Mikha.
"Sudah, lebih baik kita pulang saja kerumah," jawab Ali.
"Ya sudah," ucap Mikha.
Setelah itu Mikha berjalan kearah motornya dan Ali berjalan kearah mobilnya. Saat Ali membuka pintu mobilnya, Cainwen menghampirinya dan memegangi tangan Ali.
"Don't go! I begged you not to go. I missed you son for nine years (Jangan pergi! Aku memohon padamu untuk tidak pergi. Aku merindukanmu nak selama sembilan tahun)," cegat Cainwen.
"I told you, I'm not your son! (Sudah kubilang, aku bukan anakmu!)," ucap Ali dengan tenang.
"Son! you are my son, I have proof that you are my son (Nak! kamu adalah anakku, aku memiliki bukti bahwa kamu adalah anakku)," ujar Cainwen.
"Sorry, I have to go (Maaf, saya harus pergi)," Ali masuk kedalam mobilnya setelah itu menutup pintu mobil.
Iapun mengendarai mobilnya menuju rumah Mira. Terlihat, Cainwen berlutut sembari meneteskan air matanya dan memanggil nama Aarav. Mikha melihat itu tetapi ia memilih untuk diam.