Ali melihat Cainwen yang sedang menangis dari kaca mobilnya. Seketika, ia langsung berhenti dan menatap Cainwen melalui kaca.
"Kenapa? kenapa wanita itu terlihat benar-benar sedih saat aku meninggalkannya? kenapa aku juga tidak tega melihatnya menangis?" ucap Ali sembari menatap kaca mobilnya.
Mikha mengambil ponselnya lalu mengechat Ali yang mobilnya masih terhenti didepan Cainwen.
👩: Ali, aku ingin kita bertemu! temui aku di rmh kosong samping rmh bu Mina.
Ponselnya Ali bergetar. Iapun menyalakan ponselnya dan mengecek siapa yang mengechat nya. Ali melihat, bahwa Mikha menyuruhnya untuk pergi ke rumah kosong samping rumah bu Mina, yakni salah satu orang tua murid yang Ali ajar.
Ali mulai menggerakkan mobilnya menuju rumah kosong tersebut, selang beberapa menit. Mikha mengendarai mobilnya, mengejar mobil Ali.
***
Dua puluh menit kemudian...
Mobil Ali berhenti didepan rumah kosong yang dimaksud Mikha. Tak lama, Mikha datang dan berhenti didepan mobil Ali. Ia turun dan langsung mengeluarkan kunci untuk membuka gerbang rumah kosong itu.
Ali berdiri disamping Mikha, menunggu gerbang tersebut bisa dibuka.
"Kenapa kita harus bertemu disini? apa yang mau dibicarakan? bagaimana kamu bisa membuka gerbang pintu rumah ini?" tanya Ali.
"Ada urusan yang harus dibicarakan! ini masalah Aarav Alkatiri. Dan, aku bisa mendapatkan kunci rumah ini karena ini adalah rumah kakakku. Beberapa Minggu yang lalu, dia pergi keluar negeri untuk bekerja. Mamaku baru memberitahuku sekarang, setelah tiga tahun aku tidak bertemu kakakku," kata Mikha sembari membuka kunci gembok nya.
"Kenapa kamu baru menceritakannya sekarang? aku baru tahu bahwa kamu mempunyai seorang kakak," Ali terlihat geram karena Mikha ternyata merahasiakan beberapa masalah darinya.
"Kamu terlalu bawel! akan ku ceritakan nanti!" katanya yang membuat Ali terdiam.
Setelah itu Ali dan Mikha membuka gerbang rumah selebar-lebarnya. Lalu, Ali dan Mikha memasukkan kendaraan mereka dan menutup pintu gerbangnya.
Ali dan Mikha memasuki rumah milik kakaknya Mikha tersebut. Dari pertama mereka masuk, dinding rumah sudah dihiasi oleh foto besar keluarga Mikha. Dan terlihat, Mikha masih keliatan muda.
"Hmm, apakah itu fotomu sebelum masuk kuliah?"tanya Ali sembari tersenyum.
"Iya. Kenapa? salah?!" jawab ketus Mikha.
"Kamu terlihat cupu," ledek Ali yang membuat Mikha harus bersabar.
Setelah itu Mikha dan Ali kembali berjalan lebih dalam. Mikha mengajak Ali untuk pergi ke kamar kakaknya dan mengobrol disana.
Mikha membuka pintu kamar kakaknya, dan mereka memasuki kamar tersebut. Dan cara buka kamar tersebut sangatlah sulit, Mikha harus membuka sandi kode agar pintu tersebut terbuka. Awalnya Mikha kesusahan sampai akhirnya, Ali tidak sengaja mengucapkan sebuah nomor asal.
Namun, justru nomor yang disebutkan Ali itu bisa membuka pintu kamar kakaknya Mikha. Mikha menutup pintunya, setelah mereka masuk kedalam kamar.
"Apa yang kamu mau bicarakan, Mikha? apakah kamu ingin menampar wajahku?" tanya Ali yang membuat Mikha terkejut.
"Apa? menampar? untuk apa aku menamparmu? dengar! aku Mikhailovna Azkadina tidak akan melukai orang baik seperti mu jika orang tersebut tidak mencelakakan ku ataupun orang terdekatku," ucap Mikha.
"Ku kira, kamu akan menamparku juga. Sudah ada dua orang kesayanganku yang menampar wajahku, makanya aku bicara begitu kepadamu," jelas Ali.
"Apa yang kamu maksud adalah bu Mira dan pak Malik? apakah mereka menamparmu? kenapa mereka menamparmu?" tanya bertubi-tubi Mikha.
Ali membalikkan badannya dan menatap Mikha yang sedang bertanya padanya. Ia, menceritakan kejadian bersama Mira dan juga Malik.
***
Beberapa menit kemudian...
"Jadi karena itu mereka menamparmu? sepertinya teka-teki ini akan terpecahkan satu persatu," ujar Mikha.
"Aku ingin teka-teki ini segera dipecahkan," ucap Ali.
"Aku juga ingin seperti itu! apalagi aku tidak mengetahui masalah ini sejak awal! aku hanya sahabat barumu, harus ikut campur masalah kehidupanmu," kata Mikha.
"Sahabat? itu dulu, sekarang? kita sudah mempunyai hubungan khusus," bantah Ali sembari tersenyum.
"Kenapa kamu selalu tersenyum? ini sedang dalam masalah serius, justru kamu bersikap stabil," bentak Mikha sepontan.
"Senyum itu ibadah. Oh ya, sekarang ceritakan masa lalu mu? kenapa kamu tidak mengatakan bahwa kamu mempunyai seorang kakak?" ujar Ali, bertanya.
"Jadi begini kisahnya..." Mikha menceritakan kisah sebelum masuk kampus.
#Flashback on#
Tiga tahun yang lalu...
Terlihat Mikha duduk di kursi ayunan rotan nya yang berada dipinggir kolam renang sembari membaca sebuah buku. Tak lama, papanya datang dan langsung menyerahkan setumpuk kertas ke Mikha. Sontak saja, itu membuat Mikha terkejut dan bingung.
Ia membaca selembar demi selembar setumpuk kertas yang diberikan oleh papanya. Setelah selesai membaca, Mikha berdiri dan menatap papanya.
"Apa ini, pah? kenapa aku dipindahkan ke Kanada? kenapa papa lebih menuruti kata-kata kak Lemieux dibandingkan aku? sudah ku katakan bahwa dia yang salah, bukan aku," ucap Mikha dengan nada bicara yang tinggi.
"Papa tidak mau tahu! sekarang, bereskan barang-barang mu dan pergi ke bandara! pesawat yang terbang ke Kanada, sebentar lagi akan berangkat," bentak Zeeshan (papa Mikha).
"Kenapa? kenapa dari dulu papa tidak pernah membela ku? kenapa selalu saja Lemieux! Lemieux! dan Lemieux yang ada dipikiran papa?!" Mikha semakin murka akan tingkah papanya.
Dan seketika, Zeeshan menampar wajah Mikha hingga Mikha terjatuh dan hampir tercebur kedalam kolam. Beruntung saja, Angelina datang dan langsung menolong Mikha.
"Sekali lagi! ikuti aku!" teriak tegas Zeeshan.
Setelah itu Zeeshan masuk kedalam, pergi meninggalkan Mikha. Angelina menyusul Zeeshan. Ia berusaha membuat Zeeshan merubah pikirannya agar Mikha tidak pergi ke Kanada.
Saat Zeeshan dan Angelina masuk kedalam, Lemieux datang dan menemui Mikha. Ia tersenyum sinis sembari menatap Mikha.
"Hahaha! kamu tidak akan pernah bisa menjatuhkan nama baikku didepan papa. Sudah kubilang kalau misalnya kamu ingin kehidupanmu beruntung, kamu harus putus dengan Hazar!" ucap Lemieux.
Setelah itu Lemieux masuk kedalam rumah dan meninggalkan Mikha yang masih didekat kolam renang.
#Flashback off#
"Lalu, apa yang terjadi?" tanya Ali penasaran.
"Setelah itu, mamaku mengajakku untuk segera membereskan barang-barang ku. Kita berniat untuk kabur, tetapi saat didepan pagar, papaku melihatnya dan menahan mamaku serta aku. Tapi mamaku berteriak bahwa dia akan mengurus perceraian segera! semenjak saat itu, kami tidak pernah dekat dengan papaku atau kakakku," jelas Mikha pada Ali.
"Ohh begitu. Kakakmu sangat jahat ya? dia mengadu yang macam-macam hanya untuk kepentingan semata nya," ujar Ali.
"Iya," jawab Mikha.