Jam kini menunjukkan waktu istirahat, segenap murid-murid SMA Cakrawala mulai berhamburan keluar dari masing-masing kelas. Ada yang menuju ke kantin, perpustakaan dan ke ruang guru untuk menuntaskan nilai.
Berbeda dengan Raja yang masih betah berlama-lama dengan seorang gadis yang tak lain teman bangku nya, yaitu Anala. Gadis itu terus menarik tangan milik Raja agar ikut menemaninya menuju kantin.
"Lo bisa pergi sendiri, 'kan?. Kenapa harus sama gue?"
"Aku gatau kantinnya dimanaaa~~" Raja mendengus sebal menatap gadis itu.
"Lo minta sama sih Yoga aja sana buat nganterin lo!"
"Yoga yang mana?, aku gatauu....Yang aku kenal disini, 'kan cuma kamu...."
Raja yang semula menutup mata dengan kedua tangan menumpuh kepala di atas meja, kini berganti posisi dan bersandar di kursi. Dan secara tiba-tiba, ada ide yang melintas di kepalanya.
Matanya menelisik setiap sudut kelas mencari dua sahabatnya, saat menemukannya ia pun berteriak memanggil mereka berdua.
"JENAN!!, KEVIINN!!"
"Apaan?" tanya mereka serempak.
"Lo berdua sini dulu, gue pengen ngomong sesuatu,"
"Ah..elah, Ja. Kita lagi mabar nih, ngomong aja, kita bakal dengerin kok." Desah Kevin sembari mengontrol game yang sedang ia mainkan.
"Ho'oh!" sahut Jenan mengiyakan perkataan Kevin.
"Anterin diaa," Pinta Raja.
"Hah?, siapa??" Tanya mereka, tak lupa dengan pandangan yang mulai mencari keberadaan Raja. Saat mereka menemukannya, mereka dengan cepat berlari ke arah Raja sembari memasukkan ponsel mereka pada saku celana mereka masing-masing.
"Aduh, gue lupa. Gue lupa kenalan sama dia tadi, gara-gara lo nih ngajak gue mabar!!" Tuduh Jenan pada Kevin. Yang dituduh pun mendelik tak suka.
"Napa jadi gue?!" elak Kevin sembari menatap Jenan tajam.
"Cepet anterin dia ke kantin!"
Mendengar intrupsi dari sang ketua, mereka pun langsung berdiri tegak dan memberi hormat.
"Siap bos!!"
Jenan pun meraih tangan mungil Alana, dan membawahnya ke kantin.
"Neng sama aa' aja, yah?. Gak usah sama keripik singkong balado itu, pasaran!" Tawar Jenan pada Alana sembari mengejek Kevin.
"Woii!, tungguin gue anjir!!"
~~~~
Begitu baru tibanya mereka di kantin, seluruh pasang mata menatap mereka termasuk Anala yang diapit oleh kedua cogan sekolah, membuat sebagian murid menatapnya tajam sekaligus meremehkannya.
"Eh!, itu, 'kan cewek yang tadi di atas atap sama si Raja, 'kan?"
"Ho'oh"
"Jangan-jangan, Klara putus sama si Raja karna dia?"
Anala yang baru saja duduk langsung mematung, mendengar perkataan mereka secara blak-blakan.
"Jangan di dengerin, itu gak bener. Mereka putus karena emang real, kalo Klara nyelingkuhin Raja." ucap Kevin menenangkan dan Anala hanya menganggukkan kepala menanggapi perkataan Kevin.
'Iya, kok. Aku, 'kan emang baru disini. Liat dia ngenalin diri tadi aja, aku udah ga hapal namanya. Gimana mau jadi pelakor' , Ucap Anala membatin.
"Mau makan apa, nih?" tanya Jenan kepada dua manusia yang ada di depannya.
"Martabak aja"
"Oke"
Jenan pun berjalan menuju ke stan makanan.
"Ya, ampun gue iri. Kok bisa, sih dia deket sama cogan sekolah kita?"
"Cih, murahan itu namanya!"
"Kalo dia bisa deket sama tiga cogan sekaligus, pasti ada apa-apanya"
"Dia cantik lah, makanya bisa deket cogan. Lo apa?, muka kek remahan kripik balado singkong sok-sokan ngomong kek gitu. Cih, pasaran" sindir Kevin.
"Cantik apanya?, kagak yahh!!"
"Murahan tuh, Murahan!"
"Dasar cewek genit, baru sehari aja udah buat masalah!"
"Cantik, 'kan Klara kali daripada dia!"
"Jangan bilang, dia pindah kesini. Karena udah kedapatan main sama om-om. Haha haha!!....."
Setelahnya, semua orang yang ada di kantin tertawa puas, melihat ekspresi Anala yang tampak murung.
Bagaimana tidak, bisa-bisanya ia dituduh seperti itu. Niatnya yang ingin makan di kantin tiba-tiba berubah.
Anala memutuskan untuk keluar dari kantin dengan wajah yang basah akan air mata. Diselingi tawa keras oleh murid-murid di kantin.
"F*UCK!" Kevin berteriak lantang sembari mengangkat jari tengahnya, lalu keluar dari tempat itu.
Anala berlari menjauhi tempat laknat itu, karena ia tahu Kevin dan Jenan pasti mengejarnya dari belakang. Anala memasuki toilet, mengunci pintu toilet itu rapat-rapat.
Anala menangis sejadi-jadinya disana, ia melampiaskan semuanya disana. Sungguh Anala tak pernah menduga bahwa dirinya akan berakhir pada caci-makian mereka.
Ia sakit hati mendengar penuturan mereka tentangnya, apa yang harus ia lakukan?. Membela?, tidak mungkin. Mereka sangat banyak. Diam?, tapi ia takut untuk berhadapan dengan mereka.
Ia takut dibully, seperti adegan yang ada di film-film anak sekolah yang biasa ditayangkan di TV.
'Brakk!'
"Anala!, Anala!, lo di dalem, 'kan?" gadis itu terpekik kaget mendengar gebrakan pintu. Namun ia sebisa mungkin menetralkan detak jantungnya yang berdetak kencang karena berlari.
'Brakk!
"Anala, jangan dimasukin hati, yah omongannya. M-mungkin-mungkin mereka ber-bercanda aja"
"Kalo gitu, gue pergi dulu, yah. Gue harap lo bisa tenang setelahnya"
Ia mengusap bulir keringat yang ada di pelipisnya dan air mata yang ada di wajahnya. Ia membasuh wajahnya, lalu keluar dari tempat itu menuju ke kelas.
Moodnya untuk makan tidak ada lagi, siapa yang akan bertahan disana dengan situasi seperti tadi?.
Berbeda dengan Raja yang telah mendengar ceritanya dari Kevin.
Namun sama sekali tak membuat wajahnya berubah, selain berekspresi datar dengan kedua bola mata yang memerah. Yah, bisa dipastikan jika tadi ia tertidur dan dibangunkan oleh Kevin.
"Udah ceritanya?" Kevin mengangguk.
Tak lama, Raja kembali tertidur dengan menelungkupkan wajahnya ke lipatan tangannya yang ada di atas meja.
"Tegah kamu mazz!" dramanya dan berlalu menuju bangkunya.
'Btw, si Yoga kemana?' ucap Raja dalam hati.
~~~~
Sekolah hari ini telah usai dan seluruh siswa pun mulai berhamburan menuju gerbang.
"Kamu kemana sih?!, daritadi aku nungguin kamu tau gak!!"
"Sorry, tadi gue ada urusan sam-"
"Halah!, alasan aja kamu, mah!"
"Sumpah, by. Aku gak boong. Kalo gitu nanti kita ketemu, yah?"
"Dimana?"
"Di cafe biasa, see you"
Tuutt~~
"See you too"
~~~~
Tibalah Raja di Singgasananya, yang hanya ia dan beberapa orang bawahan yang tinggal di sana.
Orang tua Raja memilih tinggal dan mengurus salah-satu perusahaannya yang ada di luar negeri.
Ia berjalan menaiki tangga satu per satu tuk menuju ke lantai dua tepatnya kamarnya. Kamarnya tampak kacau, penuh dengan beling-beling kaca, di sudut kamarnya ada cermin yang sudah retak dan beberapa tetes darah yang ada di lantai kamarnya.
Ia membanting pintu kamarnya, menimbulkan bunyi yang keras. Ia melempar tasnya asal dan berjalan mendekat ke arah pecahan-pecahan kaca yang berserakan di lantai kamarnya.
Ia meraihnya, menyayatkan benda itu pada pergelangan tangannya. Setelahnya, ia terdiam menikmati semilir angin yang berhembus melalui jendela kamarnya. Ia merasa legah, merasa bebas. Merasa bebas dari beban hidup yang ia pikul sendiri.
Bukan kali pertama baginya seperti ini, ini seperti sudah menjadi candu baginya. Ini seperti jalan keluar dari setiap persoalan yang memenuhi kepalanya.
Self Harm adalah tindakan seseorang untuk menyakiti diri sendiri sebagai cara yang di gunakan untuk mengatasi mengungkapkan atau bertahan dari keadaan yang sangat sulit.
Menyakiti diri dapat dilakukan secara fisik seperti menyayat, mencakar, memukul, menggigit dan membenturkan kepala ke dinding. Menyakiti diri juga dapat dilakukan secara halus seperti tidak memerhatikan kondisi fisik, tidak memerlukan kebutuhan emosional atau menempatkan diri pada situasi yang berbahaya.
Kebanyakan orang melakukan self harm bukan untuk percobaan bunuh diri. Self harm sendiri termasuk dalam kategori nonsuicidal self-injury (NNSI). NNSI adalah tindakan menyakiti diri sendiri secara disengaja tanpa berniat bunuh diri dan untuk tujuan yang tidak disetujui secara sosial.
Ada berbagai macam alasan yang melatarbelakangi terjadinya self harm. Alasan tersebut pun persoalan personal setiap orang.
Dan Raja melakukan hal itu karena memiliki alasan yang cukup bisa di jelaskan dan dimengerti bagi orang yang memiliki hati nurani.
~~~~