Chereads / Astral : Seed of Chaos / Chapter 34 - Kekacauan

Chapter 34 - Kekacauan

Duduk manis di atas kursi empuk. Sosok pria paruh baya meneguk kopi seraya menikmati hari. Di sebuah kantor pribadi dengan meja mewah yang bertuliskan 'Sir Davis Arlyas' yang menandakan identitas pria tersebut.

Pintu ruangan terbuka dengan keras.

"Sir, ada kekacauan yang terjadi di seluruh area kebun binatang. Tolong segera ke ruang kendali!"

Sir Davis mengerutkan keningnya. Ia menaruh kopinya dan mengikuti bawahannya pergi ke ruang kendali.

Seperti namanya, ruang kendali merupakan ruangan yang mengawasi segala area sekaligus pusat kendali jarak jauh dari pengurus Vandrechia Astrals Zoo kepada seluruh area kebun binatang.

Ruang kendali memiliki ukuran ruang yang cukup luas. Ada sekitar 20 orang yang berada di ruang kendali sedang bekerja dengan komputer mereka masing-masing. Sebuah layar raksasa juga terpasang pada dinding memperlihatkan peta kebun binatang Vandrechia Astrals Zoo secara keseluruhan.

Sir Davis masuk ke ruang kendali bersama asistennya. Dia melihat semua orang sedang sibuk mengerjakan tugas mereka masing-masing.

"Ah, Sir Davis kau sudah datang, syukurlah. Anda harus segera menangani kekacauannya ini Pak," ucap ketua ruang kendali yang melihat kedatangan Sir Davis.

"Katakan, apa yang terjadi?" tanya Sir Davis dengan raut muka serius.

Ketua ruang kendali terlihat agak ragu-ragu dalam menjawab pertanyaan Sir Davis.

"Jaringan keamanan kita diretas Pak. Kandang-kandang hewan astral dibuka oleh peretas," ucap Ketua ruang kendali.

"Segera ambil alih kendali secepat mungkin tutup kandang hewan astral yang ada. Untuk hewan astral yang telah berada diluar kandang segera kirim petugas keamanan," perintah Sir Davis dengan sigap.

Peretasan yang dilakukan pada perusahaan besar sudah biasa terjadi. Tetapi paling lama hanya beberapa detik sebelum perusahaan mampu mengambil alih kembali dan menyingkirkan peretas. Bagaimana pun peretas tidak memiliki tim profesional seperti sebuah perusahaan besar.

"Maaf pak, sampai saat ini kami sedang berusaha mengambil alih kendali jaringan keamanan kita," sahut Ketua ruang kendali.

Sir Davis menunjukan ekspresi tak percaya mendengar perkataan bawahannya. Kejadian seperti ini sangatlah jarang terjadi.

"Aku menggaji kalian setiap bulan seharga satu mobil mewah bukan untuk bermain game pubg! Aku ingin dalam lima menit jaringan keamanan kita sudah kembali seperti sedia kala!" bentak Sir Davis pada semua tim yang bekerja sebagai staff IT.

Ketua ruang kendali merasa lima menit terlalu sedikit. Masalah yang mereka hadapi bukanlah masalah sepele yang dapat diselesaikan dengan mudah.

"Tapi Pak, kendala yang kami hadapi–"

"Itu bukan masalahku! Intinya aku ingin kalian menyelesaikan masalah ini dalam lima menit. Jika kalian tidak bisa menyesaikannya, maka kalian bisa mengucapkan selamat tinggal pada pekerjaan ini," kata Sir Davis penuh penekanan pada setiap kalimatnya.

"Baik Pak," Ketua ruang kendali terlihat pasrah, ia tahu tak mungkin untuk membujuk Sir Davis kali ini. "Kalian semua mendengarnya? Cepat selesaikan semuanya dalam lima menit!" teriak Ketua ruang kendali pada semua bawahannya.

Sekertaris Sir Davis menghampiri bosnya.

"Pak, bagaimana dengan Astral yang telah keluar dari kandang dan membuat kekacauan?"

Sir Davis menyilangkan tangannya. Raut wajahnya mengerut seolah memikirkan sesuatu.

"Panggil Guardian dan para polisi kita membutuhkan bantuan."

Sir Davis mengakui bahwa situasi telah lepas kendali jadi satu-satunya jalan hanyalah meminta bantuan aparat untuk membantu Vandrechia Astrals Zoo untuk keluar dari situasi ini.

Sekertaris Sir Davis segera melaksanakan perintah atasannya. Dia menelepon Guardian cabang Vandrechia Timur untuk segera membantu Vandrechia Astrals Zoo mengatasi kekacauan.

Di sisi lain ponsel milik Sir Davis berbunyi. Sir Davis segera mengangkat panggilan yang ditujukan padanya.

"Halo?"

[Lapor Sir, sesuatu telah terjadi di laboratorium.]

Wajah Sir Davis berubah pucat. Kekacauan di seluruh area kebun binatang hanya membuatnya gelisah namun mendengar sesuatu terjadi di laboratorium ia langsung kaget serta merasa tak enak hati mengetahuinya.

"Apa yang terjadi?" tanya Sir Davis dengan perasaan was-was.

["Telur itu ... Subjek A7X telah dicuri."]

Sir Davis membanting ponselnya ke bawah. Jantungnya berdegup lebih kencang dari biasanya. Ia mengumpat melampiaskan kekesalan. Tangannya menggaruk kepala menandakan rasa gelisah.

"Pak, apa yang terjadi?" tanya Sekertarisnya kaget melihat Sir Davis membanting ponselnya. Ia merasa ponsel yang begitu mahal itu lebih baik diberikan padanya daripada dibanting seperti itu.

"Jaga polisi dan guardian jangan sampai mereka ke laboratorium. ingat Tugas mereka hanya membantu kita membereskan kekacauan di area kebun binatang."

Sekertaris kecil itu tidak tahu makna dari perintah bosnya walaupun begitu, ia tetap akan menjalankan perintahnya sebaik mungkin.

Subjek A7X merupakan sesuatu yang sangat ilegal untuk diteliti. Sir Davis tak ingin perusahaannya di tutup karena ketahuan melakukan sesuatu yang ilegal.

"Aku masih harus menemukan pencuri itu. Ia pasti masih berada di area Vandrechia Astrals Zoo," gumam Sir Davis.

Ia kemudian memanggil seseorang menggunakan ponselnya.

["Paman ? Ada apa memanggilku?"] Terdengar suara seorang gadis yang kelihatan kebingungan menerima telepon dari Sir Davis.

"Kau masih di Vandrechia Astrals Zoo kan?"

[Ya, aku ada di dunia air ... Aah, jangan terlalu keras!]

Wajah Sir Davis menghitam mendengar suara-suara aneh yang keluar dari teleponnnya.

"Kau sedang berada di dunia air?" tanyanya dengan datar.

["Eheh, maaf ... Aku sedang bersama pacarku di toilet umum."]

"Cepat keluar dari sana dan bantu aku, Emma! Atau seluruh uang jajanmu akan kucabut!"

["Baik-baik Paman! Aku akan segera siap! –Maaf yah kita berhenti sekarang– Oke Paman, aku akan segera siap !"]

Sir Davis bertanya-tanya apa dia terlalu memanjakan keponakannya.

***

Jauh sebelum kekacauan terjadi.

Ronald dan rombongan siswa siswi yang baru lulus sekolah kini tengah menikmati kunjungan mereka ke Vandrechia Astrals Zoo. Terutama bagi mereka yang baru mengunjungi kebun binatang ini untuk pertama kalinya.

Ada banyak persyaratan ketat agar sebuah hewan astral diperbolehkan tampil di kebun binatang. Syarat-syarat yang harus ditepati antara lain kandang yang kuat, jenis hewan astral yang jinak, tak boleh lebih dari hewan astral bintang tiga, hewan astral hanya diperbolehkan memiliki kekuatan setara Mistral Amatir atau lebih buruk dari Mistral Amatir.

Aturan-aturan ketat itu semua bertujuan agar kelalaian akibat kesalahan manusia bisa diminimalisir. Bagaimana pun hewan astral juga berbahaya bagi manusia biasa.

Begi masyarakat awam sebenarnya tidak ada perbedaan antara monster astral dan hewan astral. Keduanya sama-sama menakutkan bagi mereka. Sebenarnya banyak Mistral sendiri tidak mampu membedakan kedua jenis astral itu.

Profesor Darrens mengungkap bahwa perbedaan monster astral dengan hewan astral terletak pada mana mereka yang hitam yang mengakibatkan perilaku agresif yang di dorong karena kerusakan pada otak mereka. Sementara itu hewan astral biasanya menjadi agresif karena beberapa faktor seperti lapar, menganggap manusia mengganggu teritori mereka, merasa terancam, dan lainnya.

"Lihat, itu adalah Burung kakak tua jambul biru."

Salah seorang siswi menunjuk pada burung yang berada di sebuah kandang. Siswa lain juga mengalihkan perhatian mereka pada burung tersebut.

Burung kakak tua jambul biru hanya hewan astral bintang satu. Kemampuannya juga tidak hebat. Namun ia memiliki sayap indah sehingga cukup digemari oleh kalangan masyarakat awam.

Ronald menatap bosan pada burung itu.

"Dunia hutan lebih baik daripada Dunia langit," gumamnya pasrah.

Hewan Astral selanjutnya yang mereka sambangi adalah Elang bulu silet. Elang ini merupakan salah satu yang terkuat di area dunia langit.

Pada salah satu penonton, seorang anak terlihat menjatuhkan bola mainannya. Dia kemudian berlari mengejar bola mainan tersebut.

Kemudian pada saat itu sirine tiba-tiba berbunyi. Para pengunjung segera menyadari ada yang salah dengan kebun binatang saat ini.

Sementara itu siswa dan siswi yang tengah menikmati pertunjukan tiba-tiba bingung dengan sirine yang menyala.

"Ada apa ini?"

"Apa yang terjadi?"

"Sirine menyala berarti sesuatu yang berbahaya terjadi. Ayo semuanya kita pergi!" ajak Simon yang ditanggapi positif oleh kebanyakan siswa lainnya.

"Liburan macam apa ini ... Benar-benar berantakan," keluh Fred yang terlihat kesal akibat sirine yang menyala.

"Mau bagaimana lagi ... Ayo kita pergi ... Eh Ronald, Kau mau kemana?" James terlihat bingung saat Ronald berjalan ke arah yang berlawanan dengan mereka.

Ronald melambaikan tangannya pada kedua temannya memerintahkan mereka untuk pergi duluan.

Ronald adalah seorang Mistral, teman-temannya tidak terlalu khawatir dengan apa yang mungkin terjadi padanya. Karena itu, Fred dan James mengikuti kemauan Ronald dan pergi lebih dulu.

Ronald kemudian mengejar salah seorang anak yang terlihat terpisah dari orang tuanya. Anak itu menangis di pojokkan dinding sementara orang-orang berlarian nampak tidak peduli dengan bocah itu. Ronald berdesak-desakan mendekati bocah yang dimaksud.

"Apa kau tidak apa-apa?" tanya Ronald pada bocah itu.

"Uwaah ... I–Ibu ... uwaah."

"Dimana Ibumu?"

Bocah itu menggelengkan kepalanya. Ia menangis kembali setelah menjawab pertanyaan Ronald.

Ronald mengelus kepalanya dan berkata, "Jangan menangis aku akan mengantarmu pada ibumu." Kemudian Ronald memangku bocah itu dengan tangannya.

Pada saat itu tembok di samping Ronald tiba-tiba hancur. Untungnya Ronald menghindar dengan cepat sebelum terkena serpihan dinding yang hancur.

Seekor babi hutan besar dengan gading yang tajam keluar dari tembok. Babi hutan itu kemudian mengejar Ronald dengan ganas.