Kerumunan orang segera berlari menjauhi hewan ganas itu. Ada banyak orang yang terjatuh saat melarikan diri. Namun yang menjadi sulit dipercaya adalah babi hutan itu memilih mengejar Ronald dibanding orang lain.
Ronald memperkirakan kemampuan babi hutan itu tidak terlalu tinggi namun ia memilih kabur. Alasannya jelas karena Ia tak memiliki pengalaman dalam bertarung di keramaian orang. Lebih baik memancing babi hutan itu pada tempat yang lebih sepi.
Ia berlari dengan menggendong seorang bocah. Pada awalnya Ronald tidak berlari dengan kekuatan penuh. Kecepatan Ronald saat ini telah meningkat pesat. Ia merasa lari biasa sudah cukup untuk mengimbangi kecepatan babi hutan.
"Sialan, bagaimana mungkin hewan dengan badan sebesar itu bisa berlari dengan sangat cepat!" Ronald menatap kesal pada babi hutan yang ternyata memiliki kecepatan yang sangat besar sehingga Ronald harus berlari sekuat tenaga untuk menjauhkannya dari hewan dengan daging konsumsi terbanyak di dunia.
"Mama!"
Teriakan bocah yang berada di pangkuan mengejutkan Ronald. Ia segera mencari seorang wanita yang telah ceroboh meninggalkan anaknya. Kemudian matanya mengunci satu pemandangan. Ada sekelompok orang yang terlihat dikelilingi oleh ular-ular. Mereka menggunakan tongkat mencoba mengusir ular-ular itu.
"Sepertinya Ibumu dalam bahaya," ucap Ronald pada bocah yang ia gendong.
"Tolong, selamatkan Ibuku!" Bocah itu dapat merasakan samar-samar betapa kuatnya Ronald.
"Itulah yang akan kulakukan," jawab Ronald.
Udara berdesakan mengisi paru-paru Ronald. Dadanya menggembung dipenuhi oksigen. Kolam mananya mengisi paru-paru dengan semangat.
Ronald melompat lalu menyemburkan api biru pada setiap makhluk melata itu. Ular-ular menggeliat kepanasan dalam sekejap mereka berhenti bergerak karena terpanggang.
Orang-orang yang terpojok terkejut, mereka memperhatikan sosok yang telah menyelamatkan hidup mereka.
"Hezel!"
"Mama!"
Ibu dari bocah yang Ronald gendong berteriak melihat anak kesayangannya. Ia segera menghampiri sosok Ronald.
Ronald memberikan Hezel pada Ibunya.
"Terima kasih telah menyelamatkan anakku. Jika tak ada kau mungkin anakku akan ...."
"Lain kali berhati-hatilah. Untuk sekarang lebih baik kalian pergi dari sini. Area ini sudah tidak aman." Semua orang yang Ronald selamatkan mengaggukkan kepala. Mereka paham bahwa mereka hanya akan menjadi beban disini. Segera mereka berlari meninggalkan Ronald. Si kecil Hezel melambaikan tangannya pada sosok yang telah menyelamatkannya.
Dari arah lain sosok babi hutan yang mengejarnya terlihat sudah dekat. Kali ini Ronald tidak berlari menjauh, melainkan menghadapi sosok babi hutan itu. Ia berlari menuju hewan astral yang tengah mengamuk itu.
Pada saat mereka berhadapan, Ronald meluncur terlentang di bawah tubuh sang babi hutan. Pada saat tubuhnya hendak melewati sang babi hutan Ronald menangkap ekornya lalu membantingnya pada lantai dengan keras.
Lantai tersebut roboh seketika. Ronald terkejut karena lantai ini adalah lantai pertama bagaimana mungkin bisa lantai pertama bisa roboh. Ia kemudian melihat bahwa ternyata ada sebuah lorong dibawah lantai pertama.
Babi hutan itu masih hidup jadi Ronald melompat ke lorong bawah tanah.
"Jangan biarkan orang itu lari!"
Teriakan keras seorang wanita mengejutkan Ronald. Sepersekian detik setelah itu sosok pria dengan telur emas berukuran jumbo melewati Ronald. Dia kemudian membunuh babi hutan dengan mudah sambil berlari terus menerus.
Kemudian seorang gadis juga melewatinya. Yang unik adalah gadis itu berayun dengan sebuah jaring laba-laba yang menempel pada langit-langit lorong. Saat Gadis itu melewati Ronald ia memandang Ronald tajam dan berkata, "Tak berguna."
'Apa yang terjadi ? Siapa mereka?' Ronald masih bingung dengan apa yang terjadi. Namun teriakan Zio membangunkannya.
[Itu telur naga! Pria itu membawa telur naga! Cepat kejar dia!]
Tubuhnya bereaksi dengan cepat. Ronald membuat api menyala pada ujung kakinya membentuk semacam tenaga pendorong. Tenaga pendorong itu sangat kuat sehingga Ronald terbang dengan kecepatan tinggi menyusul gadis laba-laba dan seorang pria pencuri telur.
Naga. Dikategorikan sebagai hewan astral dengan bakat bintang lima, ada juga beberapa jenis naga yang dikategorikan sebagai bintang enam. Naga dihormati bukan hanya karena mereka termasuk hewan astral tingkat tinggi namun juga karena semua Naga merupakan keturunan langsung salah satu Dewa yang diakui oleh Asosiasi Mistral. Yaitu Dewa Pelindung, Naga Suci, Rigneeru Harbern.
Hal itu berarti hampir semua naga merupakan bawahan dari Dewa Pelindung itu sendiri. Jika ada manusia selain penganut Dewa Pelindung yang mengontrak Naga maka itu sama saja dengan mengajak perang Dewa Pelindung dan semua pengikutnya.
Pada dasarnya Asosiasi Mistral melarang penjual belian Naga dalam jenis apapun. Namun, manusia adalah makhluk yang serakah. Semakin berharga sesuatu maka semakin bernilai hal itu.
Ada banyak keluarga kaya yang ingin membeli Naga. Karena itulah Harga Naga di pasar gelap sangat-sangat tinggi melebihi banyak Hewan Astral bintang lima lainnya.
Hal itulah yang menyebabkan sebuah pepatah muncul, yaitu 'siapapun yang menemukan naga juga menemukan keberuntungan, kekayaan dan kehormatan bagi mereka.'
***
Emma, seorang gadis dengan kemampuan laba-laba yang ia dapatkan dari Giant Silk Spider ditugaskan oleh pamannya untuk menangkap pencuri telur. Giant Silk Spider memiliki ciri khusus dibanding laba-laba astral jenis lain, yaitu kemampuan jaring mereka yang terkuat dalam segi apapun. Entah itu mengangkat beban, kelengketan, kepadatan, kelenturan dan hal-hal lainnya.
Pamannya tak memberitahu telur apa yang telah dicuri. Namun, Emma seorang gadis cerdas, ia tahu telur itu sangat berharga.
Pada akhirnya Emma memilih untuk menerima permintaan pamannya dan menghentikan aktifitas bercocok tanam dengan pacarnya yang kesekian.
Emma secara kebetulan menemukan sosok pencuri telur itu di lorong bawah tanah saat ia berada di toilet. Toilet yang ia pakai ternyata terhubung dengan lorong bawah tanah itu. Ia pun berakhir dengan mengejar sosok pencuri telur yang pamannya beritahukan.
Emma sangat kesulitan menangkap pencuri telur karena kelincahan dan sensor pria itu nampaknya sangat kuat sehingga mampu menprediksi setiap tembakan jaring yang ia lakukan. Pencuri itu juga sangat cepat sehingga Emma tak mampu untuk menangkapnya.
Pada saat ia mengejar pencuri telur, jauh di depan pencuri telur ledakan dari langit-langit lorong terjadi. Saat itu seekor babi hutan besar menghantam lantai lorong dengan keras. Beberapa saat kemudian seorang remaja turun dari lantai satu.
Emma senang karena ia berharap sosok remaja itu mampu setidaknya menunda pencuri telur agar ia bisa menangkapnya. Jadi ia berteriak pada remaja itu.
Namun, hatinya berubah jengkel ketika remaja itu mengabaikan teriakannya sehingga sosok pencuri telur melewatinya dengan mudah. Karena kesal, Emma menghina remaja itu sekilas saat ia melewatinya. Ia dapat melihat ekspresi terkejut si remaja ketika mendengar hinaannya.
Emma kemudian meneruskan pengejarannya seraya menggerutu. Tetapi hanya dalam beberapa detik ia kembali terkejut. Karena remaja yang tadi ia hina melesat bak rudal dengan peluncur api di bagian kakinya.
Kemudian ledakan asap terjadi ketika sosok remaja itu sepertinya beradu dengan si pencuri telur. Karena pandangannya terhalangi Emma tak mampu melihat apa yang terjadi. Namun, ia berharap si remaja itu manpu setidaknya menjatuhkan pencuri telur. Jadi Emma melemparkan berbagai tembakan jaring di segala arah berharap si pencuri telur terkena salah satunya.
Asap perlahan mulai mereda. Emma menatap penuh harap pada area dimana pencuri telur dan remaja itu beradu. Emma berharap ia menangkap si pencuri telur dan mendapatkan hadiah besar dari pamannya. Dalam sebuah gambaran harapan Emma terlihat seperti sebuah burung yang terbang ke langit. Burung itu kemudian tertembak oleh sebuah peluru dan jatuh terjun dengan bebas.
Yah, peluru yang menghantam burung harapan Emma adalah sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa yang berada di balik tabir asap bukanlah sosok pencuri telur namun Ronald terbaring di lantai dengan jaring-jaring laba-laba pada seluruh tubuhnya. Wajahnya terlihat masam. Terlihat sekali banyak keluhan tersembunyi dalam raut mukanya.
"K-kenapa kau disana!"
Emma dengan bergetar menunjuk pada Ronald.
"Saat aku menyentuh pria itu, jaring laba-labamu menghantamku dan membuatku seperti ini."
Pada awalnya Ronald meremehkan jaring laba-laba itu. Ia kemudian mencoba menggunakan apinya untuk membakar jaring, namun jaring terlalu kuat untuk dibakar seketiia. Akhirnya, pencuri telur itu kabur terlebih dahulu sebelum Ronald bebas.
"Dia kabur," tambah Ronald.
"Maafkan aku." Emma segera membungkuk serendah-rendahnya.
Selamat pada Emma dan Ronald karena memenangkan Zonk.